Asing Cetak Net Buy, IHSG Ditutup Menguat 1% pada Sesi I

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
01 October 2020 11:54
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham nasional ditutup menguat pada sesi pertama Kamis (1/10/2020), melanjutkan tren penguatan pada pagi berkat sentimen positif dari bursa global dan domestik.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1% (49 poin) ke 4.919,111 setelah pada pagi dibuka naik 0,6% pada level 4.899,64. Sebanyak 252 saham naik, 127 turun, dan 148 lainnya flat.

Data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat investor mencetak beli bersih (net buy) meski tipis, yakni senilai Rp 55,1 miliar. Nilai transaksi hari ini kian tipis menyentuh Rp 3,3 triliun, melibatkan 6,7 miliar saham. Namun, frekuensi yakni sebanyak 342.187 kali.

Penguatan bursa nasional memang terbawa sentimen positif global di mana Amerika Serikat (ASI dikabarkan kian dekat mencapai kesepakatan stimulus. Jika stimulus dicairkan, maka ekonomi Negara Adidaya tersebut berpeluang lebih besar untuk bertahan di tengah pandemi.

"Saya bilang kita akan mencoba lagi lebih serius untuk menyelesaikan ini dan saya pikir ada harapan bahwa kita bisa menuntaskannya... ada alasan untuk berkompromi di sini," ujar Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam forum yang digelar CNBC International.

Perkembangan positif juga datang dari penanganan pandemi, di mana perusahaan farmasi Regeneron mengumumkan bahwa obatnya yang bernama REGN-COV2 bisa mengurangi tingkat viralitas virus corona dan memperbaiki kondisi.

Di Indonesia, kabar gembira datang dari proses uji klinis tahap III vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung, Jawa Barat. Selama satu bulan proses itu, tidak ada efek samping bagi para relawan. 

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan vaksin kolaborasi dengan perusahaan China tersebut jika aman dan berujung pada antibodi yang efektif bakal tersedia di pasar pada tahun depan.

Sektor teknologi informasi menjadi satu-satunya indeks saham sektoral yang melemah, sebesar 0,7%. Sebaliknya, sektor kesehatan memimpin penguatan, sebesar 3,4% diikuti sektor jasa komunikasi (2,7%)

Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menjadi pengangkat IHSG dengan naik 5,1% dan menyumbang reli IHSG sebesar 17,7 poin.

Sebaliknya, saham PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET) memperberat pasar dengan koreksi sebesar 4,3% dan menyumbang penurunan IHSG sebesar 2,9 poin.

Prospek Saham TLKM

Equity Analyst Samuel Sekuritas Indonesia Selvi Ocktaviani mengatakan dalam risetnya perbaikan kinerja saham sektor telekomunikasi nasional memang bergantung pada perkembangan pandemi Covid-19 dan strategi pemerintah dalam memulihkan ekonomi.

"Namun sektor telco diproyeksi menjadi salah satu sektor yang resilience, dengan dampak minim pada kinerja sebab kebutuhan masyarakat akan akses data dan informasi semakin meningkat," jelas Selvi.

Terkait dengan pergerakan harga saham pemain lokal seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menurut Selvi memiliki pengaruh yang besar terhadap IHSG secara keseluruhan.

TLKM sebagai emiten dengan bobot 4,5% dari indeks dan memiliki market cap sebesar Rp 253,5 triliun alias terbesar ke-4 pada indeks IHSG, membuat pergerakan harga sahamnya cukup signifikan dalam mempengaruhi harga indeks.

"Saat ini kami melihat foreign outflow yang mempengaruhi pergerakan saham TLKM. Tapi kondisi ini tidak hanya pada TLKM saja, namun juga pada saham berkapitalisasi besar lainnya di sektor perbankan dan konsumer. Karena di indeks IHSG sendiri juga terjadi net foreign sell hingga Rp 60 triliun," jelas Selvi.

Meski investor asing banyak yang melepas saham TLKM, namun Selvi menilai hal tersebut tidak perlu dirisaukan. Sebab secara fundamental kinerja TLKM cukup kuat.

"Kami rekomendasikan buy untuk TLKM (TP 4300), EXCL (TP 3500) dan ISAT (TP 2800) untuk periode 1 tahun ke depan. Kami masih optimis dengan pertumbuhan kinerja saham-saham Telco, di mana kebutuhan akan data, komunikasi dan informasi kini menjadi salah satu kebutuhan dasar masyarakat," katanya.

Ditambah lagi kebijakan PSBB yang menghimbau kegiatan bekerja dari rumah serta pembelajaran jarak jauh sangat bergantung pada konektivitas internet.

"98% masyarakat Indonesia masih mengandalkan data selular untuk terkoneksi ke internet," pungkasnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dibuka Fluktuatif, IHSG Mampir di Zona Hijau di Akhir Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular