Sentimen Pasar Pekan Depan

Hot Nih, Trump Vs Biden Bakal Makin Seru Minggu Depan!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 September 2020 14:38
Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Pertama tentu dari sisi rilis data. Pekan depan adalah awal bulan baru, Oktober. Biasanya setiap awal bulan akan ada rilis data Purchasing Managers' Index (PMI).

Berdasarkan pembacaan awal, sepertinya PMI manufaktur September di sejumlah negara naik dibandingkan Agustus. Dari tujuh negara/kawasan, hanya satu yang diperkirakan mengalami penurunan yaitu Inggris.

Namun perlu dicatat, laju kenaikan PMI mulai melambat. Misalnya di AS, angka pembacaan awal PMI manufaktur periode September adalah 53,5. Naik tipis 0,4 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Padahal pada Agustus, PMI manufaktur naik 2,2 poin dibandingkan Juli.

"Kita saat ini berada di sekitar 80% dari aktivitas pra-pandemi, memang belum bisa dinaikkan lagi ke level normal sebelum vaksin anti-virus corona tersedia. Sulit untuk mewujudkan pemulihan ekonomi lebih lanjut. Ekonomi memang sudah membaik, tetapi kemajuannya melambat dibandingkan tiga bulan awal reopening," kata Jason Pride, Chief Investment Officer Glenmede yang berbasis di Philadelphia, seperti dikutip dari Reuters.

Kemudian, setiap awal bulan juga akan ada rilis data inflasi. Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) pekan IV memperkirakan inflasi domestik pada September sebesar 0,01% secara bulanan (month-to-month/MtM). Ini membuat inflasi tahun kalender (year-to-date/YtD) menjadi 0,95% dan inflasi tahunan (year-on-year/YoY) 1,48%.

"Penyumbang utama inflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas minyak goreng sebesar 0,02% (MtM), serta bawang putih dan cabai merah masing-masing sebesar 0,01%. Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar -0,04%, daging ayam ras sebesar -0,02%, bawang merah sebesar -0,02%, serta jeruk, cabai rawit, dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01%," sebut keterangan tertulis BI.

Meski inflasi tipis saja, tetapi ada peningkatan ketimbang dua bulan sebelumnya yang berturut-turut mencatatkan deflasi. Apakah ini pertanda daya beli masyarakat mulai pulih sehingga terjadi tekanan harga?

Masih terlalu dini untuk menyimpulkan ke arah sana. Namun kalau ada sedikit saja harapan, maka bisa menjadi sentimen positif di pasar keuangan Tanah Air. Maklum, pasar butuh oasis di padang pasir yang penuh derita ini.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular