
Patut Disyukuri, Rupiah Hari Ini Melemah ke Rp 14.780/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (23/9/2020), melanjutkan kinerja negatif kemarin saat mengakhiri penguatan 5 hari beruntun. Dolar AS memang sedang perkasa pada hari ini, dampaknya mata uang utama Asia berguguran.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan hari ini stagnan di level Rp 14.750/US$, tetapi tidak lama langsung masuk ke zona merah. Depresiasi rupiah bertambah hingga 0,37% ke Rp 14.805/US$.
Posisi rupiah membaik, di penutupan perdagangan berada di level Rp 14.780/US$ atau melemah 0,2% di pasar spot. Kemarin Mata Uang Garuda membukukan pelemahan yang lebih besar, 0,41% dan menjadi yang terburuk di Asia. Hari ini, rupiah lepas dari status tersebut.
Hingga pukul 15:10 WIB, ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia hari ini dengan pelemahan 0,44%. Baht Thailand berada di posisi terburuk kedua, disusul dolar Taiwan.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Rupiah tidak menjadi yang terburuk di Asia pada hari ini patut disyukuri, sebab tekanan sebenarnya sedang besar dari dalam negeri.
Menteri Keuangan Sri Mulyani kemarin memberikan proyeksi terbaru pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020. Tetapi proyeksi tersebut lebih buruk dari sebelumnya.
"Kemenkeu yang tadinya melihat ekonomi kuartal III minus 1,1% hingga positif 0,2%, dan yang terbaru per September 2020 ini minus 2,9% sampai minus 1,0%. Negatif teritori pada kuartal III ini akan berlangsung di kuartal IV. Namun kita usahakan dekati nol," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita September, Selasa (22/9/2020).
Sri Mulyani mengatakan Kemenkeu memprediksi perekonomian di kuartal III-2020 minus 2,9% sampai minus 1,0%. Melihat prediksi tersebut, resesi pasti terjadi di Indonesia, dan menjadi yang pertama sejak tahun 1999.
