
Rupiah Masih Lesu Nih, Belum Move On dari Isu Resesi?

Meski isu resesi sudah memudar, tetapi rupiah tetap sulit menguat. Maklum, dolar AS sedang perkasa. Pada pukul 09:15 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,13%.
Dolar ASÂ tersulut oleh pernyataan Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Jerome 'Jay' Powell. Dalam paparan di hadapan Komite Jasa Keuangan House of Representatives (salah satu dari dua kamar legistatif di AS), Powell mengungkapkan pihaknya siap untuk memberikan dukungan lanjutan bagi pelaku usaha kecil yang terdampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Salah satu opsi yang akan dipelajari adalah pemberian hibah. Sebab kalau bentuknya adalah jaminan kredit, mekanismenya akan lebih sulit. Komitmen The Fed ini membuat pelaku pasar semringah.
Dukungan The Fed diharapkan mampu mendongrak ekonomi Negeri Paman Sam, negara dengan jumlah kasus corona terbanyak di dunia.
"Kita semua khawatir bahwa prospek ekonomi dalam jangka pendek akan suram. Namun jangan lupa, ini adalah jangka pendek. Kekhawatiran ini akan terhapus karena tetap ada harapan dalam jangka menengah-panjang," tegas Jim Paulsen, Chief Investment Strategist di The Leuthold Group yang berbasis di Minneapolis, seperti dikutip dari Reuters.
Kemudian, Presiden The Fed Chicago Charles Evans mengungkapkan bahwa seiring pemulihan ekonomi secara bertahap, bukan tidak mungkin bank sentral akan mengurangi 'dosis' stimulus moneter. Misalnya dengan mengurangi pembelian aset-aset keuangan.
"Saya terbuka, kami akan mendiskusikan soal itu," ujarnya dalam pertemuan Official Monetary and Financial Institutions Forum, seperti dikutip dari Reuters.
Tidak hanya itu, Evans juga menyinggung soal peluang menaikkan suku bunga acuan. Menurutnya, bisa saja Federal Funds Rate dinaikkan sebelum inflasi menyebtuh angka 2%.
Tahun ini, rata-rata inflasi AS diperkirakan sekitar 2%. Kira-kira inflasi baru bisa mencapai rata-rata 2% pada 2026 atau 2028.
"Oleh karena itu, kami bisa mulai menaikkan suku bunga sebelum inflasi mencapai rata-rata 2%," ungkapnya.
Peluang soal kenaikan suku bunga, meski baru sebatas omongan di mulut saja, sudah membuat investor beraksi. Dolar AS kembali jadi buruan, sehingga mampu perkasa di hadapan mata uang dunia, termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
