
Sebelum Cari Cuan, Simak Dulu 10 Kabar Pasar "Hot" Ini!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin (21/9/20) tertekan yakni turun 1,18% di level 4.999,36.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 249 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 6,8 triliun.
Sentimen dari dalam negeri soal Bank Indonesia (BI) yang akan kembali menjadi pengawas industri perbankan. Kabar ini kembali muncul di pasar. Bahkan, kabar terbaru menyebutkan perubahan payung hukum tersebut tak lama lagi dibahas pemerintah bersama DPR.
Pembahasan terkait kewenangan BI sebagai otoritas moneter belakangan menjadi sorotan pelaku pasar. Pasalnya saat pandemi seperti ini, pergeseran fungsi kelembagaan dinilai sangat sensitif bagi pelaku pasar.
Sentimen lainnya datang dari global, Reuters melaporkan bahwa bank-bank raksasa di Asia seperti HSBC dan Standard Chartered telah mengelola dana mencurigakan dalam dua dekade terakhir. Laporan tersebut mengutip dokumen rahasia yang diajukan bank ke pemerintah AS, dan langsung dibantah oleh beberapa bank tersebut.
"Kami tidak mengomentari berita mengenai aktivitas mencurigakan," tutur HSBC dalam pernyataan resminya kepada CNBC.
Sementara itu, Standard Chartered dalam pernyataannya menyebutkan bahwa dalam realitasnya akan selalu ada upaya mencuci uang dan menghindari sanksi, dan perlu "tanggung-jawab untuk memerangi kejahatan finansial dengan sangat serius."
Data tersebut terungkap dalam FinCEN File, lembaga khusus dari Departemen Keuangan AS. FinCEN adalah akronim dari Jaringan Investigasi Kejahatan Keuangan AS.
Di dalamnya terdapat skandal penggelapan dana hingga pengemplangan pajak dari lembaga keuangan besar dunia. Nilanya mencapai US$ 2 triliun atau sekitar RP 28.000 triliun.
Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin.
1. ROTI Lepas 375 Juta Saham ke Lief Holdings, Masih Grup Salim?
Emiten produsen roti merek Sari Roti milik Grup Salim, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), sudah melakukan pembelian kembali (buyback) saham perusahaan pada periode 20 Juli 2018 sampai dengan 11 Juni 2020.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin ini (21/9/2020), jumlah total saham hasil buyback adalah sebanyak 375.033.700 saham. Namun perseroan tidak menyebutkan harga pelaksanaan buyback tersebut.
Mengacu data keterbukaan di BEI pada 12 Maret silam, perseroan menegaskan akan melakukan buyback dengan target sebanyak-banyaknya 700 juta saham di harga saham maksimal Rp 1.500/saham, pada periode 12 Maret 2020 hingga 11 Juni 2020.
2. Caplok Lippo Mall Puri, Anak Usaha Lippo Rights Issue Rp 3 T
Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT) berencana melakukan Penerbitan Unit Baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue guna menghimpun dana sebesar S$ 280 juta untuk mengakuisisi Lippo Mall Puri dari PT Mandiri Cipta Gemilang (MCG), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
LMIR Trust adalah satu-satunya REITS (real estate investment trust) atau dana investasi real estate (DIRE) yang dikelola Grup Lippo dan tercatat di SGX-ST sejak 19 November 2007.
Berdasarkan siaran persnya, LMIRT akan melakukan pencatatan unit baru sebanyak 4,68 miliar (4.682.872.029) atau 160% dari dari 2,92 miliar (2.926.795.018) unit yang tersedia melalui skema rights issue.
3. Rencana IPO Mitratel Mengendap 9 Tahun, Ini Jawaban Telkom
Salah satu anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang bergerak di bisnis menara telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Manajemen TLKM atau Telkom menyebutkan rencana IPO ini merupakan bagian dari pengelolaan portofolio perusahaan untuk mengoptimalisasi bisnis dan aset yang dimiliki perusahaan.
Hanya saja belum dijelaskan periode kapan Mitratel pastinya akan melantai di BEI.
4. Putera Pendiri Grup Astra Borong Saham Saratoga, Berapa Duit?
Pengusaha nasional pemilik Grup Saratoga bersama Sandiaga Uno, yakni Edwin Soeryadjaya, menambah kepemilikan saham perusahaan investasi yakni PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) sebanyak 18.285.500 saham yang dilakukan dalam dua kali pembelian.
Berdasarkan data keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), putra pendiri Grup Astra William Soeryadjaya itu membeli sebanyak 18.285.500 saham sehingga porsi sahamnya bertambah menjadi 897.114.018 saham atau mewakili 33,10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. Sebelumnya porsi saham Edwin yakni sebanyak 879.828.518 saham atau 32,43%.
5. Proyek Fiktif Disidik KPK, WSKT Jelaskan Dampak ke Kinerja
Emiten konstruksi PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menyatakan saat ini manajemen mendukung penuh proses hukum yang sedang berjalan perihal kasus proyek fiktif Waskita Karya periode 2009-2015.
Saat ini proses hukum mengenai kasus proyek infrastruktur fiktif itu sedang berjalan di Komisi Pemberantasan Korupi (KPK) dan sedang dalam tahapan penyidikan.
"Manajemen perseroan berkomitmen mengikuti proses hukum yang berlaku dan karenanya akan bekerja sama dengan seluruh pihak terkait," kata Direktur Keuangan Waskita Karya, Taufik Hendra Kusuma, dalam penjelasan di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin (21/9/2020).
6. Diminta Erick Bangun Pabrik Paracetamol, Begini Respons KAEF
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) telah menyiapkan rencana bisnis untuk pembangunan pabrik paracetamol seperti yang dimandatkan oleh Kementerian Badan Usaha MIlik Negara (BUMN). Pembangunan pabrik ini ditujukan untuk menurunkan ketergantungan bahan baku impor dari luar negeri.
Corporate Secretary Kimia Farma Ganti Winarno mengatakan rencana ini akan segera direalisasikan, namun tak menyebut kapan waktu spesifik pelaksanaannya.
"Untuk pembangunan pabrik paracetamol, seluruh analisa kajian sudah ada dan akan segera kita realisasikan guna mengurangi ketergantungan impor Bahan Baku Obat khususnya Paracetamol," kata Ganti kepada CNBC Indonesia, Jumat (21/9/2020).
7. Indika Siap Terbitkan Obligasi Hampir Rp 10 T, Bayar Utang?
PT Indika Energi Tbk (INDY), melalui anak perusahaan terkendali akan menerbitkan surat utang senior (Senior Notes) dengan jumlah agregat sebanyak-banyaknya US$ 650 juta atau setara dengan hampir Rp 10 triliun, atau Rp 9,62 triliun (kurs Rp 14.800/US$).
Berdasarkan prospektus perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), surat utang tersebut akan diterbitkan dengan merujuk pada ketentuan Rule 144A dan Regulation S dari Securities Act dan dicatatkan di SGX-ST atau Singapore Exchange Securities Trading Limited, Bursa Efek di Singapura.
"Jumlah surat utang itu merupakan lebih dari 50% dari nilai ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan konsolidasian," tulis manajemen INDY dalam prospektus, dikutip Senin (21/9/2020).
8. Warning! Emiten Tambah Susah, PHK akan Semakin Banyak
Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) meminta pemerintah segera meluncurkan program yang punya dampak penyelamatan secara langsung bagi perusahaan yang kena efek pandemi virus corona (covid-19). Semakin banyak perusahaan dari sektor perhotelan, transportasi, restoran, maskapai penerbangan dan industri pariwisata yang sudah tak sanggup bertahan dan pemutusan hubungan kerja (PHK) akan semakin banyak.
Wakil Ketua Umum AEI, Bobby Ghafur Umar selama ini pemerintah fokus menyalurkan dana pemulihan ekonomi nasional kepada UMKM dan pekerja formal terdampak langsung, tapi bantuan untuk korporasi juga sangat diperlukan sebagai salah satu motor penggerak perekonomian nasional.
Beberapa usulan AEI antara lain melalui penundaan atau restrukturisasi kredit setidaknya sampai dengan pertengahan tahun 2021.
9. Kontras! Saham POLL Terbang, Anak Usahanya Nyungsep
Dalam sepekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat terkoreksi 2,20%, tapi ada satu saham berkapitalisasi pasar cukup besar ini berhasil melesat tinggi. Saham PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) yang dalam 5 hari perdagangan aktif, hingga sesi I, melesat 86,23% ke level Rp 10.150/unit.
Padahal saham POLL sempat di suspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 September lalu karena kenaikan harga tidak wajar setelah terbang menyentuh level Auto Reject Atas (ARA) berkali-kali. POLL kemudian kembali di suspensi pada perdagangan 18 September.
10. Meroket 289%, Saham JSKY Kena Suspensi Lagi Hari Ini!
Saham perusahaan energi dan panel surya milik keluarga Tandiono, PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY), akhirnya kembali dihentikan sementara (suspensi) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai sesi I Senin ini (21/9/2020).
Suspensi itu sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham JSKY, sehingga "BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham Sky Energy Indonesia di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi I perdagangan tanggal 21 September 2020 sampai dengan pengumuman Bursa lebih lanjut."
"Bursa menghimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan," tulis BEI dalam keterangan resmi, Senin ini (21/9).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500