Inggris Darurat Corona Lagi, Lockdown akan Diputuskan Segera

(Thea Fathanah Arbar), CNBC Indonesia
21 September 2020 19:05
A firefighter stands in a blocked a street in Soho area of London after what's thought to be an unexploded World War II bomb was dug up at a construction site Monday Feb. 3, 2020. An area covering several blocs of the tightly packed neighborhood was cordoned off while police assessed the device. (AP Photo/Frank Augstein)
Foto: Bom Perang Dunia II di London (AP Photo/Frank Augstein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mempertimbangkan rencana penguncian (lockdown) kedua pada Senin (21/9/2020), akibat penyebaran wabah virus corona (Covid-19) yang semakin masif. Johnson akan memutuskan dan menyampaikan hal ini pada Selasa (22/9/2020).

Inggris kini tercatat memiliki jumlah kasus kematian terbesar di wilayah Eropa, dan terbesar kelima di dunia. Meskipun begitu, Inggris kini sedang melakukan pemulihan ekonomi dengan upaya memompa uang darurat pemerintah.

Sementara Menteri Kesehatan Matt Hancock menyatakan lockdown kali ini akan berbeda dari sebelumnya: pemerintah tetap melakukan sosialisasi, dengan sekolah dan banyak tempat kerja akan tetap diizinkan dibuka.

"Jika kami harus mengambil tindakan, itu akan berbeda dengan yang terakhir kali, dan kami telah belajar banyak tentang cara menangani virus," katanya kepada ITV, dikutip dari Reuters.

"Sekolah bukanlah tempat banyak penularan terjadi, ini lebih tentang orang-orang yang bersosialisasi."

Mengenai libur Natal dan masyarakat yang akan bertemu dan berpelukan dengan sanak saudaranya pada Desember nanti, Hancock mengatakan ia ingin momen itu terjadi senormal mungkin.

"Jika ini tidak terkendali sekarang, kami harus mengambil tindakan yang lebih berat di masa depan," kata Hancock.

Kasus terkonfirmasi Covid-19 sendiri meningkat 6.000 orang per hari. Penerimaan pasien di rumah sakit berlipat ganda setiap delapan hari sekali, dan sistem pengujian juga sedang goyah.

Inggris kini tercatat memiliki 394.257 kasus positif, dengan 41.777 orang meninggal, menurut data Worldometers.

"Tren di Inggris sedang menuju ke arah yang salah, dan kami berada pada titik kritis dalam pandemi," kata Chris Whitty, kepala petugas medis pemerintah, dalam sebuah pengarahan pada Senin.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Inggris Diramal Minus 14%, Terburuk dalam 3 Abad

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular