Saratoga Ogah Serap Saham Baru Mitra Investindo, Kenapa ya?

tahir saleh, CNBC Indonesia
21 September 2020 08:40
Saratoga
Foto: Reuters

MITI memang akan menggelar aksi korporasi penambahan modal lewat rights issue, dan reverse stock split sebagai upaya pengembangan usaha di tengah tekanan berat perusahaan.

Dalam hal rights issue atau penerbitan saham baru, berdasarkan prospektus yang disampaikan perusahaan, emiten berkode saham MITI ini akan melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 2.864.743.196 saham baru Kelas B dengan nilai nominal Rp 50/saham.

"Adapun harga pelaksanaan akan ditetapkan dan diumumkan kemudian dalam prospektus, dengan memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku," katanya dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (14/9/2020).

Sementara itu, untuk reverse stock yakni saham Kelas A yang semula memiliki nilai nominal Rp 200 menjadi Rp 500, sedangkan saham Kelas B yang semula memiliki nilai nominal Rp 20/saham menjadi Rp 50/saham.

Dengan demikian rasio 5 saham lama menjadi 2 saham baru baik untuk saham Kelas A maupun saham Kelas B.

Dua aksi korporasi ini akan dimintakan persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 14 Oktober mendatang.

Saat ini saham MITI masih terkena suspensi perdagangan sejak 11 Maret 2019, atau sudah 18 bulan. Menurut aturan BEI, saham yang terkena suspensi hingga 24 bulan bisa terancam dikeluarkan dari bursa (delisting).

Suspensi dijatuhkan otoritas bursa sejak 11 Maret 2019. Perusahaan kini memiliki waktu 24 bulan sejak disuspensi atau artinya Maret 2021 untuk memperbaiki kinerja dan menjelaskan ke BEI untuk kemudian dapat mencabut suspensi.

Aksi reverse stock dan rencana rights issue ini sebetulnya menjadi bagian dari upaya restrukturisasi perusahaan.

Dalam aksi ini, Prime Asia Capital (PAC) menjadi standby buyer.

Hak beli (rights) milik Interra sebagai pemegang saham lama dengan nilai 1,7 miliar saham baru senilai Rp 70 miliar akan diserahkan kepada PAC.

PAC lalu akan melakukan penyetoran modal tapi bukan tunai (yakni suntikan saham/inbreng) anak usaha PAC di bidang pelayaran utility boat yakni PT Wasesa Line ke MITI, juga disertai dengan pembelian piutang senilai Rp 15 miliar, sehingga totalnya bernilai Rp 85 miliar.

Kesepakatan ini sebetulnya sudah diteken pada 26 Agustus 2020 oleh MITI, PAC, dan pemegang saham lama MITI yakni Interra.

Dalam perjanjian ini, MITI, lewat rights issue, akan melakukan mengambilalih 64,88 juta saham Wasesa Line dari PAC, dan membeli tagihan PAC kepada Wasesa dalam rangka restrukturisasi kewajiban Wasesa kepada PAC.

Pada waktu yang sama, PAC juga akan mengalihkan 64,88 juta saham miliknya di Wasesa kepada MITI atau mewakili 99,81% modal disetor Wasesa. Saham-saham yang akan dialihkan itu dengan cara pemasukan saham (inbreng) sebagai setoran modal bagi MITI.

Sebagai pembayarannya, MITI akan memberikan saham baru hasil rights issue, dengan memperhatikan kepemilikan saham Interra, perusahaan Singapura yang sudah memiliki 48,87% saham perseroan.

Prospektus rights issue MITI menyebutkan, pemegang saham Wasesa adalah PAC sebesar 99,81% dan Andreas Tjahjadi (komisaris utama) 0.,19%.

"Dengan asumsi seluruh pemegang saham mengambil bagian dalam PMHMETD yang akan diterbitkan MITI, maka persentase kepemilikan Interra akan terdilusi dan akan terjadi perubahan pengendalian dalam MITI," tulis prospektus MITI.

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dalam analisis bertajuk Insight, menilai jika rencana reverse stock dan rights issue itu berjalan mulus, maka akan ada pemilik baru MITI yakni PAC, dan MITI akan mendapatkan anak usaha baru yang keuangannya dinyatakan lebih mampu mencetak pemasukan di dalam struktur MITI, dalam hal ini Wasesa.

"Beberapa detail transaksi dalam skema restrukturisasi itu tidak melibatkan dana segar sama sekali dan hanya menyuntikkan aset yang sudah ada. Aksi tersebut dinyatakan dapat memperbaiki kinerja MITI," tulis laporan Insight Mirae.

"Rencana itu secara tidak langsung juga berpotensi menjadikan Prime menjadi perusahaan terbuka melalui MITI tanpa harus menggelar IPO, atau istilahnya backdoor listing," tulis Mirae.

Pada 2014 silam, Interra juga menggunakan skema serupa yaitu reverse stock dan rights issue untuk backdoor listing ketika "menyuntikkan" anak usahanya yang bernama Goldwater ke dalam struktur MITI.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular