Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan konglomerat Edwin Soeryadjaya sukses meraih 'cuan' jumbo sepanjang tahun lalu.
Ini lantaran emiten besutan keduanya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), menorehkan kinerja cemerlang seiring moncernya racikan portofolio saham perusahaan.
Sebagaimana diketahui, Saratoga, yang didirikan sejak 1997 silam tersebut, banyak berinvestasi di beragam emiten hingga startup di Indonesia.
Sebut saja, untuk investasi di emiten blue chip (unggulan) ada emiten menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dengan kepemilikan tidak langsung melalui PT Wahana Anugerah Sejahtera sebesar 34,23%.
Kemudian, emiten tambang emas PT Merdeka Copper Gold Tbk/MDKA (porsi kepemilikan 18,29%), emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) lewat kepemilikan langsung sebesar 3,67% dan kepemilikan tidak langsung melalui PT Adaro Strategic Capital (ASC) sebesar 25% serta melalui PT Adaro Strategic Lestari (ASL) sebesar 29,79%.
Asal tahu saja, ASC dan ASL adalah pemegang saham PT Adaro Strategic Investment, yang merupakan pengendali ADRO.
Selain di tiga emiten blue chip di atas, SRTG juga berinvestasi di perusahaan/emiten berkembang, seperti emiten jasa otomotif PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dengan porsi kepemilikan 56,69%, emiten perkebunan PT Provident Agro Tbk (PALM) dengan porsi 44,87%.
Selanjutnya, emiten gas industri PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) sebesar 9,31% (per 28 Februari 2022 sebesar 10,00%), dan emiten jasa konstruksi anak usaha PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), dengan porsi kepemilikan 6,97%.
Di samping emiten-emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Saratoga juga getol berinvestasi di perusahaan pengelola rumah sakit, startup teknologi digital, energi terbarukan, hingga insurtech, seperti Primaya Hospital, City Vision, Xurya Daya Indonesia, SIRCLO, dan Fuse. Empat nama terakhir merupakan portofolio investasi teranyar SRTG.
Lantas, bagaimana kinerja saham-saham dan fundamental emiten milik Saratoga, termasuk SRTG itu sendiri, sepanjang 2021?
Kinerja Saham-Saham Milik Saratoga
Ticker | Emiten | % Kenaikan Full Year 2021 | % 2022 (YtD) |
SRTG | Saratoga Investama Sedaya | 308.16 | 0.71 |
PALM | Provident Agro | 152.91 | 6.32 |
MPMX | Mitra Pinashtika Mustika | 131.78 | 3.49 |
TBIG | Tower Bersama Infrastructure | 80.98 | -1.69 |
AGII | Aneka Gas Industri | 68.33 | -3.30 |
MDKA | Merdeka Copper Gold | 60.08 | 16.45 |
ADRO | Adaro Energy Indonesia | 57.34 | 24.44 |
NRCA | Nusa Raya Cipta | -23.28 | -6.21 |
Sumber: BEI | Per Selasa (22/3/2022)
Berdasarkan data di atas, mayoritas saham-saham milik Saratoga mencatatkan kinerja ciamik sepanjang tahun lalu.
Bahkan, saham SRTG sendiri meroket 308,16% selama 2021. Selain SRTG, saham PALM dan MPMX juga sukses terbang masing-masing 152,91% dan 131,78% selama full year 2021.
Dari kedelapan saham di atas, hanya saham NRCA yang anjlok 23,28% selama tahun lalu.
Adapun, sepanjang tahun 2022 ini (ytd), kinerja portofolio saham-saham Saratoga cukup beragam. Saham SRTG sendiri masih naik tipis 0,71%, sedangkan TBIG dan AGII turun masing-masing 1,69% dan 3,30%. Saham NRCA juga masih tak kunjung bergerak positif (-6,21%).
Sementara, saham ADRO dan MDKA menjadi 'penyelamat' Saratoga di tengah commodity boom kala perang Rusia-Ukraina berkecamuk. Kedua saham ini melonjak 24,44% dan 16,45% ytd.
Baca soal kinerja keuangan SRTG cs di halaman selanjutnya >>>
Kinerja Fundamental yang Ciamik
Kemudian, soal kinerja fundamental. Dari lima emiten--termasuk Saratoga--yang sudah melaporkan kinerja keuangan 2021, mayoritas sukses membukukan pertumbuhan pendapatan bersih dan laba bersih yang tokcer.
Kinerja Keuangan Emiten Milik Saratoga pada 2021
Ticker | Pendapatan 2021 | % Pendapatan (yoy) | Laba Bersih 2021 | % Laba Bersih (yoy) |
ADRO | US$ 3,99 M | 57.51 | US$ 933,49 Juta | 535.34 |
SRTG* | Rp 26,06 T | 183.72 | Rp 24,89 T | 182.02 |
TBIG | Rp 6,18 T | 15.99 | Rp 1,55 T | 53.42 |
PALM | Rp 316,69 M | 32.68 | Rp 2,01 T | 1.04 |
MDKA | US$ 380,96 Juta | 18.36 | US$ 36,14 Juta | -0.16 |
Sumber: BEI | *Untuk penghasilan SRTG berasal dari pos keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya & pos penghasilan dividen dan bunga
Adaro sukses membukukan kenaikan laba bersih tertinggi di antara yang lainnya, sebesar 535,34% menjadi US$ 933,49 juta. Membumbungnya harga batu bara membuat penjualan dan laba bersih emiten yang dinakhodai Garibaldi 'Boy' Thohir tersebut melesat tinggi.
Lonjakan laba ADRO ditopang kenaikan pendapatan usaha pertambangan dan perdagangan batu bara sebesar 62% YoY menjadi US$ 3,83 miliar, dan pendapatan lain perusahaan sebesar US$ 65 juta atau naik 35% YoY.
Saratoga sendiri membukukan penghasilan hingga Rp 26,06 triliun atau tumbuh 183,72% yoy. Sebagai catatan, penghasilan SRTG tersebut berasal dari pos keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya & pos penghasilan dividen dan bunga.
Asal tahu saja, keuntungan neto atas investasi saham SRTG mencapai Rp 24,41 triliun (tumbuh 189,93% yoy) dan penghasilan dari dividen & bunga sebesar Rp 1,65 triliun (tumbuh 115,73% yoy).
Menurut rilis per perusahaan, SRTG juga mencatatkan Net Asset Value (NAV) tertinggi sepanjang sejarah perseroan, yaitu sebesar Rp 56,3 triliun, terutama didukung oleh peningkatan nilai pasar portofolio yang belum direalisasikan. Nilai tersebut meningkat 78% dari NAV Saratoga di tahun 2020 senilai Rp 31,7 triliun.
Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya mengatakan, perseroan berhasil mengoptimalkan peluang selama fase pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19 di tahun 2021 yang menjadi kunci kinerja cemerlang.
Didukung fundamental yang kokoh dan sektor bisnis yang strategis, mayoritas harga saham portofolio Saratoga mengalami kenaikan yang tinggi di tahun lalu.
"Salah satu sumber pertumbuhan NAV Saratoga pada tahun lalu adalah lonjakan harga saham di hampir semua portofolio investasi kami terutama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)," kata Michael melalui keterangan resmi, Senin pekan lalu (14/3/2022).
Saratoga Masuk Startup
Seperti sedikit disinggung di atas, saat ini Saratoga juga mencoba masuk ke startup, seperti perusahaan energi terbarukan Xurya, solusi e-commerce SIRCLO, dan platform insurtech Fuse.
Selain itu, Saratoga juga berinvestasi di perusahaan media digital dan periklanan, yakni City Vision.
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menjelaskan, investasi baru yang dilakukan baik di perusahaan startup maupun media digital merupakan strategi Perseroan untuk terlibat aktif dalam mengoptimalkan peluang di industri digital dan infrastruktur yang terus bertumbuh.
Saratoga juga secara proaktif ikut membantu investasi baru tersebut dalam mengembangkan strategi dan mengeksekusi rencana bisnisnya secara terukur dan optimal.
"Selama tahun 2021 total investasi Saratoga mencapai sekitar Rp 1,32 triliun. Kami optimistis strategi investasi ini akan mampu menjaga kinerja Perseroan dapat terus tumbuh positif dan menjaga kelangsungan bisnis dalam jangka panjang," jelasnya.
Asal tahu saja, kendati tidak menjabat di jajaran manajemen lagi, Sandiaga Uno diketahui masih memiliki 21,51% saham di SRTG.
Induk Perusahaan SRTG adalah PT Unitras Pertama. Pemegang saham mayoritas akhir Perusahaan adalah Edwin Soeryadjaya, yang juga memiliki 33,10% saham dan menjabat sebagai Presiden Komisaris SRTG.
TIM RISET CNBC INDONESIA