
Saham Teknologi Tertekan, Dow Futures Bergerak Menyamping

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (16/9/2020) bergerak mixed, di tengah masih besarnya energi jual atas saham-saham teknologi.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average cenderung flat dan mengimplikasikan indeks tersebut bakal dibuka pada posisi yang sama dengan posisi penutupannya. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq juga cenderung bergerak menyamping.
Pada perdagangan Kamis, indeks S&P 500 melemah 0,8% menjadi koreksi terbesar dalam sepekan. Indeks Dow Jones tertekan 130 poin, memutus reli selama 4 hari berturut-turut. Indeks Nasdaq drop 1,3% dan kembali memasuki area koreksi, dengan turun 10% dari posisi tertingginya tahun ini.
"Saham teknologi memberikan efek koreksi besar seiring dengan perpanjangan koreksi yang sudah berjalan sejak 3 September," tutur pendiri Vital Knowledge Adam Crisafulli dalam laporan risetnya pada Kamis, yang dikutip CNBC International.
Beberapa saham unggulan sektor ini mengalami koreksi hingga digit ganda atau di atas 10% bulan ini seperti saham Amazon, Microsoft, Facebook dan Apple. Investor juga terus memantau outlook stimulus di era pandemi dan juga perkembangan mengenai vaksin.
Partai Republik dan Demokrat berupaya mencapai kesepakatan untuk memuluskan paket stimulus senilai US$2 triliun. Presiden AS Donald Trump pada Rabu mengakui lebih menyukai "angka yang lebih besar" tapi politisi partai Republik masih belum yakin dengan itu.
Sementara itu, jalur pengembangan vaksin Covid-19 yang bakal menjadi kunci pemulihan ekonomi masih belum jelas. Pejabat kesehatan AS mengatakan jumlah vaksin masih akan terbatas tahun ini dan tak bisa dibagikan ke masyarakat dalam 6 bulan ke depan.
"Proses vaksinasi yang aman dan transparan diperlukan untuk mendorong imunisasi besar-besaran setelah vaksin sukses ditemukan dan dites." Tutur Mark Haefele, Kepala Investasi UBS Global Wealth Management.
Pada Kamis, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), yang baru memulai putaran kedua uji tekanan Wall Street, mengatakan bahwa mereka mempertimbangkan melanjutkan kebijakan melarang pembayaran dividen bank AS dan pembelian kembali saham dari pasar (buyback).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Melesat Lagi, Kali Ini Implikasikan Reli 450 Poin