
Jepang Punya PM Baru, Bursa Asia Kompak Meroket!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Senin (14/9/2020) ditutup dengan mayoritas di zona hijau. Hanya indeks Straits Time (STI) Singapura yang lagi-lagi ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini.
Data perdagangan mencatat, indeks Negeri Sakura, Nikkei melonjak 0,65%, lalu indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,56%, indeks Shanghai di China naik 0,57%, dan indeks Kospi dari Korea Selatan melesat 1,30%. Sedangkan indeks STI Singapura kembali melemah 0,30%.
Dari Jepang, Yoshihide Suga, Kepala Sekretaris Kabinet memenangkan suara parlemen dari anggota Partai Demokrat Liberal (LDP) sebagai pemimpin baru partai berkuasa itu yang telah diselenggarakan pada hari ini dan dipastikan dapat menggantikan Perdana Menteri Shinzo Abe yang mengundurkan diri karena sakit, hingga September 2021.
Hal ini membuat angin segar bagi pemerintahan dan ekonomi di Jepang. Suga diharapkan mengambilalih kepemimpinan pada saat ekonomi Jepang kritis dilanda pandemi dan kemerosotan ekonomi.
Melalui Abenomics, dia diharapkan bisa melakukan sejumlah reformasi akibat merosotnya ekonomi karena Covid-19. Ia pun wajib menyelesaikan masalah jangka panjang Jepang, yakni populasi yang menua dan tingkat kelahiran yang rendah.
Suga juga harus terbiasa dengan tantangan geopolitik. Seperti membangun hubungan dengan pemenang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 3 November dan menyeimbangkan keprihatinan atas agresivitas maritim China dengan saling ketergantungan ekonomi bilateral.
Suga rencananya akan dilantik sebagai Perdana Menteri (PM) Jepang pada Rabu (16/9/2020) mendatang dan akan menjadi pergantian PM Jepang pertama selama 8 tahun terakhir.
Selanjutnya, masih dari Jepang, data produksi industri Jepang bulan Juli secara month-on-month (MoM) mengalami peningkatan sebesar 0,7 basis poin ke 8,7% dari bulan sebelumnya Juni yang berada di 8%.
Data produksi industri ini ternyata berhasil lebih baik ditengah pandemi virus Covid-19 yang menyerang Negeri Sakura tersebut. Sebelumnya, konsensus yang dibentuk sebesar 8% atau dapat diartikan stagnan, namun Jepang akhirnya berhasil melewatinya.
Sentimen dari Global datang dari pengumuman kebijakan moneter Bank sentral AS, dimana Stance dovish the Fed masih terasa.
Ketua the Fed Jerome Powell mengatakan sebelumnya bahwa the Fed akan membiarkan inflasi yang lebih tinggi terjadi dengan target sasaran inflasi di 2%.
Kabar gembira lainnya kini datang dari AstraZeneca. Setelah menghentikan uji klinis tahap akhirnya pekan lalu, perusahaan yang bermarkas Cambridge, Inggris itu dikabarkan akan melanjutkan uji klinis tahap III-nya.
AstraZeneca melanjutkan kembali uji klinisnya setelah mendapat lampu hijau dari otoritas kesehatan Inggris.
Dari Bursa Amerika Serikat, Wall Street, pada perdagangan Jumat (11/9/2020) lalu, ditutup bervariasi dengan mayortitas di zona hijau.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup 405,89 poin lebih rendah atau turun 1,45% menjadi 27.534,58. Sedangkan S&P 500 naik tipis 1,78 poin atau 0,05% ke level 3.340,97. Sementara Nasdaq Composite anjlok 0,60% menjadi 10.853,55.
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan hari ini ditutup menguat 2,89% ke level 5.161,83. IHSG masih melanjutkan tren positifnya seiring kabar dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total yang berhasil di revisi dan diterapkan pada hari ini.
Meski hari ini PSBB akan mulai diberlakukan lagi, tetapi pelaku pasar boleh sedikit lega, pasalnya tak akan ada perubahan signifikan antara PSBB hari ini dengan PSBB transisi sebelumnya, bahkan berbeda dengan PSBB total pada April-Mei lalu.
Dalam paparannya kemarin (13/9/20), Anies mengatakan beberapa fasilitas umum yang masih tutup yaitu sekolah, tempat rekreasi dan hiburan termasuk bioskop, taman kota serta fasilitas publik lain yang kaitannya dengan kerumunan khalayak ramai.
Restoran baik yang berdiri sendiri maupun di pusat perbelanjaan pun juga diperbolehkan buka. Namun dengan catatan hanya diizinkan untuk melayani pesan antar (delivery order) serta bawa pulang saja (take away). Untuk aktivitas makan di tempat tidak diizinkan.
Konsekuensi dari hal tersebut berimbas kepada layanan transportasi online (ojol) yang diperbolehkan untuk mengangkut barang serta penumpang, tentunya dengan protokol kesehatan.
Masyarakat pun masih diperbolehkan pergi ke kantor. Hanya saja dengan kapasitas 25% dari maksimum. Pasar tradisional juga masih dibuka dan dibatasi hanya 50% dari kapasitas maksimal layaknya yang sudah diterapkan saat PSBB transisi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
