Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) bergerak turun sepanjang pekan ini. Namun penurunannya relatif tidak signifikan, masih di bawah 1%.
Pada minggu ini, harga CPO di bursa Malaysia turun 0,85% secara point-to-point. Harga relatif stabil di kisaran MYR 2.800/ton.
Setelah mengalami tren penguatan, CPO sepertinya mulai terserang aksi ambil untung (profit taking). Maklum, sejak 25 Agustus hingga 3 September, harga komoditas ini melonjak 10,55%. Wajar kalau investor memilih mencairkan keuntungan, karena yang didapat memang tidak sedikit.
Selain itu, koreksi harga juga disebabkan oleh penurunan permintaan, terutama dari India yang merupakan negara importir CPO terbesar dunia. Sebagai gambaran, nilai impor CPO India tahun lalu adalah US$ 5,41 miliar.
Pada Agustus, volume impor CPO Negeri Bollywood tercatat 734.351 ton atau turun nyaris 14% dibandingkan tahun sebelumnya.Penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang semakin menggila membuat bisnis hotel dan restoran India lesu. Padahal dua industri tersebut adalah konsumen CPO terbesar.
Per 12 September pukul 15:59 (20:59 WIB), jumlah pasien positif corona di India mencapai 4.659.984 orang. India adalah negara dengan kasus corona terbanyak kedua di dunia, hanya lebih baik dari Amerika Serikat (AS).
Pada Maret lalu, pemerintah India memberlakukan karantina wilayah (lockdown) di seluruh wilayah. Artinya, penduduk India yang berjumlah lebih dari semiliar itu diminta untuk #dirumahaja, kecuali untuk keperluan mendesak dan mereka yang bekerja di sektor vital.
Pemerintah memang sudah mengendurkan lockdown, tetapi bukan berarti semua kembali normal. Ada sebagian penduduk yang sudah kembali bekerja, tetapi banyak yang masih menganggur karena perusahaan tempat mereka mencari nafkah sudah gulung tikar.
"Kalau awalnya 15 orang memperebutkan satu lapangan kerja, sekarang 200 orang. Sudah hampir setengah tahun seperti ini, dan masih saja belum ada pekerjaan," kata Omkar Rathod, seorang warga Uttar Pradesh, saat diwawancara oleh Reuters.
Lockdown membuat ekonomi India hancur lebur. Pada kuartal II-2020, Produk Domestik Bruto (PDB) India mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 23,92% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini adalah pencapaian terburuk sepanjang sejarah modern India.
Kelesuan ekonomi India membuat permintaan merosot tajam. Tidak terkecuali permintaan CPO. Ketika permintaan dari India turun, harga pun terseret ke bawah.
TIM RISET CNBC INDONESIA