
Moderna dan Sri Mulyani Dongrak Harga Minyak Sawit

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) bergerak menguat pada perdagangan hari ini. Harapan akan pemulihan ekonomi setelah keberhasilan eksperimen vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) ikut mendongkrak harga CPO.
Pada Selasa (19/5/2020) pukul 10:17 WIB, harga CPO di bursa berjangka Malaysia kontrak acuan yang berakhir 14 Agustus 2020 berada di RM 2.157/metrik ton. Naik 0,75% dibandingkan posisi sehari sebelumnya.
Tidak hanya pasar saham dan valas, pasar komoditas pun menyambut gembira kabar dari Moderna Inc. Eksperimen vaksin virus corona yang dilakukan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) itu membuahkan hasil yang menggembirakan.
Delapan orang relawan yang disuntik vaksin buatan Moderna berhasil membangun antibodi untuk menghalau virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Mereka yang disuntik dengan dosis 100 mikrogram dan 25 mikrogram menunjukkan antibodi yang lebih banyak bahkan dibandingkan orang yang sudah sembuh dari serangan virus corona.
Vaksin adalah kunci dalam perang terhadap virus corona. Vaksin akan berfungsi layaknya tameng untuk mencegah virus memasuki dan merusak tubuh.
Jika nantinya vaksin berhasil diproduksi massal, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kekebalan terhadap serangan virus corona. Semakin banyak orang yang kebal, maka virus corona akan musnah karena tidak punya tempat tinggal.
Oleh karena itu, vaksin memberi harapan bahwa suatu saat nanti manusia bisa hidup normal lagi. Aktivitas sosial-ekonomi akan bangkit sehingga resesi tidak akan bertahan lama.
Selain itu, kenaikan harga CPO juga didorong oleh kebijakan terbaru pemerintah Indonesia. Kemarin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah menaikkan tarif pungutan ekspor CPO sebesar US$ 5/ton, berlaku mulai 1 Mei.
Kenaikan ini akan menciptakan disinsentif bagi pengusaha untuk mengekspor CPO. Pasokan di pasar global menjadi lebih sedikit sehingga harga pun terkerek.
Kemudian, Sri Mulyani juga menegaskan dukungan pemerintah terhadap program pencampuran bahan bakar nabati ke minyak diesel/solar sebesar 30% (B30). Anggaran untuk mempertahankan program B30 diperkirakan mencapai Rp 3,54 triliun, di mana sebagian datang dari kenaikan pungutan ekspor dan lainnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Komitmen pemerintah terhadap program B30 membuat permintaan CPO tetap terjaga. Pelaku pasar tidak perlu terlalu khawatir permintaan bakal anjlok terlalu dalam akibat pandemi virus corona, sebab permintaan Indonesia untuk keperluan program B30 masih akan tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Gara-gara Corona, Harga CPO Flat Saja
