Harga CPO Naik 6 Minggu Beruntun, Siap-siap Cuan!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 June 2020 11:45
Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). Badan Pusat Statistik BPS  mengumumkan neraca Perdagangan (Ekspor-impor) Pada bulan Februari, nilai ekspor mencapai US$ 12,53 miliar, atau turun 11,33% dari tahun sebelumnya (YoY). Nilai ekspor minyak sawit sepanjang Januari-Februari 2019 hanya mencapai US$ 2,94 miliar, yang artinya turun 15,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Kelapa Sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melonjak sepanjang pekan ini. Sudah enam pekan beruntun harga komoditas ini terus menanjak.

Pada minggu ini, harga CPO di bursa komoditas Malaysia melesat 4,26%. Harga mencapai titik tertinggi sejak 5 Maret pada perdagangan akhir pekan.

Kenaikan harga CPO mengikuti gerak harga minyak mentah. Sepanjang pekan ini, harga minyak jenis brent melesat 7,81%. Harga light sweet lebih edan lagi, meroket sampai 9,62%.

Saat harga minyak mentah semakin mahal, CPO menjadi ikut diburu karena bisa menjadi alternatif. Permintaan meningkat, harga CPO pun terangkat.

Selain itu, permintaan dari China dan India juga meningkat karena stok yang menipis. Di sisi lain, sepertinya produksi di Indonesia dan Malaysia akan menurun akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang menyebabkan gangguan distribusi dan sumber daya manusia.

"Mulai rendahnya stok di India dan China, dikombinasikan dengan pertumbuhan produksi yang tidak setinggi perkiraan di Indonesia dan Malaysia membuat harga CPO menjadi lebih tinggi," kata Anikumar Bagani, Kepada Riset Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, sebagaimana diwartakan Reuters.

Indonesia dan Malaysia sepertinya bakal mendapat untung besar dari kenaikan harga CPO. Pasalnya lonjakan harga dibarengi dengan peningkatan volume ekspor.

cpoRefinitiv

Indonesia sudah menikmatinya. Sepanjang Januari-Mei 2020, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (yang didominasi CPO) tercatat US$ 7,51 miliar atau naik 9,23% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor golongan barang ini menyumbang 12,32% terhadap total ekspor non-migas, hanya kalah dari bahan bakar mineral (yang didominasi batu bara).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Corona, Harga CPO Flat Saja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular