Turun sih, Tapi Harga CPO Masih Kuat di Level RM 2.800/ton

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
11 September 2020 10:44
FILE PHOTO: A worker unloads palm oil fruits from a lorry inside a palm oil factory in Salak Tinggi, outside Kuala Lumpur August 4, 2014.   REUTERS/Samsul Said/File Photo
Foto: Pekerja membongkar buah sawit dari sebuah truk di sebuah pabrik kelapa sawit di Salak Tinggi, di luar Kuala Lumpur 4 Agustus 2014. REUTERS / Samsul Said / File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Negeri Jiran melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (11/10/2020). Isu kenaikan output (produksi) yang dibarengi dengan ekspor yang tak sesuai harapan menjadi faktor yang menekan harga.

Pada 10.10 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman November 2020 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange terkoreksi 11 ringgit atau drop 0,4% ke RM 2.803/ton. 


Stok minyak sawit Malaysia pada akhir Agustus naik 0,06% dari Juli menjadi 1,7 juta ton, lebih rendah dari polling yang dihimpun Reuters dengan perkiraan kenaikan 5,4%.

Kenaikan yang lebih rendah dari ekspektasi ini disebabkan oleh impor yang merosot dan konsumsi domestik meningkat, mengacu pada data Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB). Produksi minyak sawit mentah naik 3,07% ke level tertinggi dalam dua bulan terakhir menjadi sebesar 1,86 juta ton.

"Ekspor dari Malaysia selama 1-10 September tumbuh 10% dari Agustus, menurut laporan surveyor kargo. Angka ini meleset dari perkiraan pasar yang memprediksi akan ada kenaikan sebesar 13%," kata Marcello Cultrera, manajer penjualan institusional dan pialang di Phillip Futures di Kuala Lumpur.

Penurunan harga minyak kelapa sawit di Bursa Komoditas Dalian dan rumor peningkatan produksi di eksportir nomor wahid dunia yaitu Indonesia juga turut menekan harga, kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.

Kontrak minyak kedelai teraktif di Dalian turun 0,47%, sementara kontrak minyak sawitnya turun 0,24%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga urun 0,15%. Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global.

Di sisi lain harga minyak sawit juga dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah. Hari ini harga minyak mentah acuan global yakni Brent dan WTI drop ke bawah US$ 40/barel akibat kenaikan stok minyak di AS.

Harga minyak juga anjlok dari level tertingginya di US$ 45/barel untuk Brent sejak awal September. Semua dipicu oleh diskon harga minyak mentah Arab oleh Saudi Aramco. 

Penurunan harga minyak mentah membuat penggunaan biodiesel dari minyak nabati seperti sawit menjadi kurang ekonomis sehingga tidak kompetitif. Tentu hal ini akan berpengaruh terhadap minat dan permintaannya. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article CPO Meroket ke Level Tertinggi 8 Bulan, Menuju RM 3.000/ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular