'Obligasi Sampah' Kebanjiran Peminat, Aman Nggak Nih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 September 2020 12:47
Dollar
Ilustrasi Dolar AS (REUTERS/Thomas White)

Gelontoran duit baik banjir bandang ini menggenangi pasar. Easy and practically free money seperti ini menciptakan mentalitas 'beli, beli, beli'. Mentang-mentang sedang 'banjir uang', apa pun dibeli.

Termasuk aset-aset yang berisiko seperti obligasi dengan peringkat rendah alias obligasi sampah (junk bond). Tingginya minat investor terhadap aset semacam ini membuat imbal hasil (yield) bergerak turun, pertanda harga sedang naik.

bondRefinitiv

Menurut survei yang dilakukan Bank of America (BofA), sekitar 67% investor yang menanamkan modal di aset-aset berimbal hasil tinggi (seperti junk bond) merasa bahwa sokongan pemerintah dan bank sentral akan mampu menurunkan risiko gagal bayar atau default. Ini menunjukkan bahwa investor benar-benar berani mengambil risiko, karena yakin pemerintah dan bank sentral akan selalu berada di pasar.

"Investor akan lebih bersikap pragmatis ketimbang rasional. Sikap ini akan terus bertahan sepanjang para pembuat kebijakan masih memberikan dukungan, yang sepertinya bakal terjadi dalam waktu lama," kata Florian Ielpo, Head of Macro Economic Research di Unigestion, sebagaimana diwartakan Reuters.

Namun yang namanya junk bond tetap junk bond. Risiko default akan selalu membayangi.

Lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) memperkirakan kemungkinan terjadinya default atas junk bond di Eropa sampai Juni 2021 adalah 8,5%. Artinya, akan ada lebih dari 60 perusahaan yang bakal gagal membayar kewajibannya kepada para investor.

"Kebijakan moneter dan fiskal yang ekspansif mungkin menurunkan risiko default dalam jangka menengah. Akan tetapi dengan pendapatan perusahaan yang terus turun, risiko default bisa meningkat," sebut riset S&P.

Oleh karena itu, investor tetap harus berhati-hati. Keserahakan dalam mencari untung bisa berujung buntung. Kalau semakin banyak orang serakah terjebak di lubang yang sama, maka dampaknya akan sangat berbahaya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular