
7 Bulan Gak Gajian, Emang Separah Apa Kinerja BUMN Ini?

INTI adalah salah satu BUMN yang fokus pada industri telekomunikasi. Laporan keuangan 2018 menunjukkan, tujuan pendirian PT INTI ialah melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di bidang industri telekomunikasi, elektronika, informatika, kelistrikan, atau energi, pertahanan, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perusahaan.
Perusahaan didirikan sebagia evolusi dari kerja sama PN Telekomunikasi dan Siemens AG pada tahun 1966, kerja sama itu berlanjut pada pembentukan Pabrik Telepon dan Telegraf (PTT) sebagian bagian dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pos dan Telekomnunikasi (LPP Postl) pada 1968.
Nah, saat ini, sebetulnya bisnis perusahaan masih berjalan kok.
Pada Agustus lalu, INTI mengeksekusi aksi strategis. Kali ini, INTI menjalin kerja sama dengan PT PP Infrastruktur (anak usaha PT PP Tbk). terkait dengan investasi infrastruktur yang ditandai dengan dilakukannya penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU).
"Kerja sama strategis ini untuk memperkuat posisi kedua belah pihak, khususnya terkait investasi infrastruktur proyek telekomunikasi nasional," ungkap Direktur Utama INTI Otong Iip, dalam keterangan resmi, dikutip dari situs resmi perusahaan.
Sebelumnya INTI juga menjalin kerja sama strategis dengan PT Metra-Net (Telkom Group) terkait sinergi penyediaan layanan dan produk over the top (OTT) yang ditandai dengan dilakukannya penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Penyediaan Perangkat Android TV dan Mesin Electronic Data Capture (EDC).
Laporan keuangan 2019 belum terpublikasi di situs perusahaan, tapi yang terungkap ke publik ialah laporan keuangan audit 2018.
Mengacu laporan 2018, total pendapatan mencapai Rp 847,76 miliar, turun 35% dari tahun 2017 yakni Rp 1,31 triliun. Pendapatan terbesar diperoleh dari penjualan barang sebesar Rp 388,96 miliar, ambles dari sebleumnay Rp 972,58 miliar, sisanya dari penjuaan jasa.
Sementara laba bersih juga turun 73% menjadi hanya Rp 1,70 miliar dari sebelumnya Rp 6,37 miliar.
Jumlah karyawan pada 31 Desember 2018 yakni 494 orang dari tahun sebelumnya 518 orang. Ekuitas tercatat Rp 221,57 miliar, dengan total kewajiban Rp 1,61 triliun. Total liablitas itu turun dari tahun sebelumnya Rp 1,81 triliun.
Liabilitas paling besar berasal dari utang bank Rp 733,54 miliar, utang pihak ketiga Rp 252,45 miliar, utang pihak berelasi Rp 262,98 miliar dan utang pajak Rp 40,17 miliar.
Aset tercatat Rp 1,83 triliun di Desember 2018 dari Rp 2,03 triliun di Desember 2017.
Sepanjang 2018, perseroan tidak menerbitkan obligasi/sukuk/atau obligasi konversi. INTI pernah menerbitkan surat utang jangka menengah (MTN) senilai Rp 135 miliar pada tahun 2014.