Aksi Jual Saham Teknologi Mereda, Bursa Eropa Dibuka Menguat

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
07 September 2020 15:15
The German share price index DAX graph is pictured at the stock exchange in Frankfurt, Germany, October 17, 2018.    REUTERS/Staff
Foto: Indeks harga saham Jerman Grafik DAX digambarkan di bursa saham di Frankfurt, Jerman, 17 Oktober 2018. REUTERS / Staf

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa menguat pada sesi awal perdagangan Senin (7/9/2020), menyusul terhentinya aksi jual atas saham-saham teknologi.

Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa, naik 0,7% pada sesi pembukaan, dengan indeks sektor otomotif memimpin dengan penguatan sebesar 1,7% atau memimpin indeks saham sektoral lainnya.

Setengah jam kemudian, reli Stoxx 600 berlanjut menjadi 3,2 poin (+0,9%) ke 365,13. Indeks DAX Jerman menguat 123,1 poin (1%) ke 12.965,79 dan CAC Prancis tumbuh 45,5 poin (+0,9%) ke 5.010,55. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris naik 64,3 poin (+1,1%) ke naik 5.863,34.

Bursa utama acuan dunia, Wall Street di Amerika Serikat (AS) membukukan koreksi terbesar dalam 3 bulan setelah saham-saham teknologi terbanting. Kontrak berjangka indeks bursa AS siang ini terpantau masih menguat, kecuali Nasdaq.

Mayoritas bursa di Asia Pasifik bergerak variatif pada Senin sore, dengan tensi antara AS dan China menjadi fokus investor. Reuters melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan mem-blacklist produsen chip terbesar China, Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC).

Namun, kabar positif muncul dari Negeri Panda di mana angka ekspor Agustus tercatat menguat 9,5% secara tahunan sedangkan impor melemah 2,1%.

Di Eropa, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diekspektasikan menyampaikan pidato bahwa kesepakatan keluarnya Inggris dari Uni Eropa harus berjalan meski belum ada kesepakatan soal perjanjian dagang pada 15 Oktober.

Jerman pada Minggu mengingatkan Rusia bahwa kerja-sama yang minim terkait dugaan peracunan oposan Alexei Navalny bisa memicu penghentian kesepakatan proyek pipa kedua negara, yakni Nord Stream 2.

Dari sisi korporasi, Direktur Utama Sanofi Prancis mengatakan bahwa vaksin corona yang dikembangkan perseroan bersama perusahaan Inggris GlaxoSmithKline bakal dilepas ke pasaran dengan harga kurang dari 10 euro (Rp 175.000).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Melesat di Sesi Awal Sambut Kebijakan The Fed

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular