
Kasus Corona Naik, Bursa Eropa Bergerak Variatif di Sesi Awal

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa bergerak variatif pada pembukaan Kamis (18/6/2020) menyusul kenaikan jumlah temuan kasus corona.
Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa, turun tipis 0,3% pada sesi pembukaan. Indeks saham sektor minyak dan gas (migas) terkoreksi 0,8% menjadi pemberat utama sementara indeks sektor bahan kimia naik 0,3%.
Sejam kemudian, koreksi Stoxx 600 surut menjadi 0,46 poin (-0,13%) ke 365,56. Di sisi lain indeks FTSE Inggris melemah 15,57 poin (-0,25%) ke 6.237,68, indeks DAX Jerman naik 19,58 poin (+0,16%) ke 12.401,72 dan CAC Prancis tumbuh 10,6 poin (-0,21%) ke 4.985,37.
Pasar Eropa mengkuti tren di bursa Asia yang melemah pada Kamis di tengah kenaikan jumlah penderita virus corona (strain terbaru) di berbagai belahan dunia. Di Texas Amerika Serikat (AS), jumlah penderita Covid-19 naik 11% pada Rabu kemarin.
Model proyeksi pandemi yang disusun Gedung Putih memperkirakan pandemi tersebut bisa menelan lebih dari 200.000 orang jiwa di AS pada 1 Oktober nanti. Di China,kenaikan jumlah infeksi memaksa Beijing membatalkan penerbangan, menutup sekolah, dan mengkarantina beberapa distrik.
Kontrak berjangka (futures) indeks saham AS tertekan pada dini hari waktu setempat merespons perkembangan tersebut. Investor juga menanti angka klaim pengangguran yang bakal dirilis pada Kamis pagi, yang bakal menunjukkan secepat apa laju pemulihan.
Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan 1,3 juta klaim baru asuransi pengangguran telah didaftarkan ke pemerintah pada 13 Juni, atau menurun dari posisi pekan sebelumnya sebanyak 1,54 juta orang.
Pada perkembangan lain, Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa pihaknya akan menjauh dari reksa dana yang bisa diperdagangkan (exchange traded fund/ETFs) dan lebih memilih obligasi.
"Ini merupakan alat yang lebih baik untuk mendukung likuiditas dan fungsi pasar," tuturnya, setelah sebelumnya mengingatkan adanya "ketakpastian yang signifikan" terkait pemulihan ekonomi.
Bank sentral Inggris (Bank of England) bakal merilis kebijakan moneter terbarunya, mengindikasikan bahwa mereka akan memperluas rencana pembelian obligasi tetapi menghindari suku bunga negatif.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Melesat di Sesi Awal Sambut Kebijakan The Fed