Koreksi IHSG Berkurang di Sesi I, Asing Borong TOWR & TLKM

Tri Putra, CNBC Indonesia
07 September 2020 11:46
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama awal pekan Senin (7/9/20) berhasil rebound setelah sempat dibuka turun 0,42% di level 5.217,59. Selang 12 menit setelah pembukaan sempat ambruk ke level terendah 5.195.

Namun IHSG mampu mengakhiri perdagangan sesi 1 dengan penurunan tipis 0,13% di angka 5.232,94.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 438 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 3,4 triliun.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 133 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 80 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan beli bersih sebesar Rp 12 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan net buy sebesar Rp 8 miliar.

Blavatnik School of Government di Universitas Oxford (Inggris) merilis angka Containent Health Index yang menggambarkan bagaimana kecakapan suatu negara dalam menangani pandemi virus corona dari aspek kesehatan.

Indeks ini melihat aspek pembatasan aktivitas masyarakat, pengujian (testing), pelacakan (tracing), investasi di bidang kesehatan, sampai pengembangan vaksin anti-corona.

Per 4 September, skor Containment Health Index Indonesia ada di 56,44. Dari 10 negara anggota ASEAN, Indonesia menempati peringkat enam.

Selanjutnya bursa di kawasan Asia juga terpantau mulai bangkit setelah pagi tadi dibuka merah. Nikkei di Jepang terdepresiasi 0,38%,Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,05%,  sedangkan Indeks STI di Singapura apresiasi 0,12%.

Optimisme bursa Asia mulai muncul setelah China merilis data ekspor impornya pada bulan Agustus yang menunjukkan ekspor Negeri Panda berhasil melesat 9,5% Year on Year (YoY) dari posisi bulan Juli yang hanya naik 7,2%. Kabar ini membuat sumringah pasar meskipun data Impor China masih terpantau turun pada Agustus yakni 2,1% YoY dari posisi bulan Juli 1,4% YoY.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) terbanting pada penutupan perdagangan Jumat (4/9/2020), menyusul aksi ambil untung gila-gilaan.Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup terbanting 0,56%, Nasdaq anjlok 1,35%, dan S&P 500 merosot 0,89%.

Pada Agustus, perekonomian AS menciptakan 1,371 juta lapangan kerja. Lebih sedikit ketimbang bulan sebelumnya yaitu 1,734 juta.

Sementara tingkat pada Agustus berada di 8,4%, turun dibandingkan Juli yang sebesar 10,2%. Jerome 'Jay' Powell, Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) merespons positif perkembangan data ketenagakerjaan, tetapi ke depan masih perlu kerja keras.

"Kami berpandangan bahwa situasi akan lebih sulit, terutama ada beberapa area di perekonomian yang masih sangat terdampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) seperti pariwisata dan hiburan.

Ekonomi masih membutuhkan suku bunga rendah, yang mendukung perbaikan aktivitas ekonomi, sampai beberapa waktu. Mungkin dalam hitungan tahun. Selama apa pun itu, kami akan tetap ada," papar Powell dalam wawancara dengan National Public Radio, sebagaimana dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular