Saudi Aramco Obral Diskon, Harga Minyak Langsung Ambles

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
07 September 2020 10:55
FILE PHOTO: Logo of Saudi Aramco is seen at the 20th Middle East Oil & Gas Show and Conference (MOES 2017) in Manama, Bahrain, March 7, 2017. REUTERS/Hamad I Mohammed/File Photo
Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak pelat merah Arab yakni Saudi Aramco memberikan diskon harga minyaknya untuk Asia pada Oktober. Hal ini berdampak pada penurunan harga minyak di pasar berjangka hari ini Senin (7/9/2020).

Pada 10.28 WIB, koreksi harga minyak mentah berjangka mulai terpangkas. Brent ambrol 0,82% ke US$ 42,31/barel dan West Texas Intermediate (WTI) turun 1,03% ke US$ 39,36/barel.

Sebelumnya harga minyak mentah sempat terpangkas US$ 1/barel. Brent sempat ambles 2,1% ke US$ 41,75/barel menjadi level terendah sejak 30 Juli dan WTI anjlok lebih dalam dengan pemangkasan sebesar 2,3% ke US$ 38,86/barel.

Koreksi harga minyak yang dalam ini tak terlepas dari langkah Aramco yang memberikan diskon harga jual minyak ekspornya bulan Oktober untuk Asia. Aramco memotong harga minyak Arab Lights sebesar US$ 1,4/barel dari bulan sebelumnya.

Penurunan harga ini membuat minyak Arab Lights 50 sen lebih murah dibandingkan dengan patokan Oman-Dubai.

Aramco juga menurunkan harga minyak Arab Extra Light dan Super Lightnya menjadi lebih murah US$ 1,5/barel dari bulan sebelumnya. Langkah ini juga membuat harga minyak mentah tersebut masing-masing lebih murah 80 sen dan lebih mahal 55 sen dari patokan Oman-Dubai.

Argus melaporkan, Aramco melakukan pengurangan yang lebih kecil untuk minyak mentahnya yang lebih berat yang dijual kepada pelanggannya di kawasan Asia-Pasifik.

Harga minyak Arab Medium dan Arab Heavy Oktober masing-masing diturunkan sebesar US$ 1,20/barel dan 90 sen/barel. Penurunan harga kedua jenis minyak ini membuat harga minyak Arab lebih miring 30 sen dibanding acuan Oman-Dubai.

Pemotongan harga sebagian besar sudah sesuai ekspektasi pasar. Para importir di kawasan Asia-Pasifik umumnya mengantisipasi Aramco untuk menurunkan harga sekitar 60 ¢ - $ 1,20/barel karena lemahnya permintaan akibat penurunan margin penyulingan dan adanya ancaman gelombang kedua infeksi Covid-19.

Dari sisi permintaan, konsumsi minyak dan bahan bakar masih tergolong lemah. Hal ini menjadi tekanan yang menimpa terhadap harga si emas hitam tersebut.

"Dengan Hari Buruh (liburan) di AS secara resmi menandai akhir musim panas, investor juga menghadapi fakta bahwa permintaan telah lesu, sementara persediaan tetap pada tingkat yang tinggi," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Sementara itu dari sisi pasokan, organisasi negara eksportir minyak dan koleganya yang dikenal sebagai OPEC+ mulai menurunkan kuota pemangkasan minyak dari 9,7 juta barel per hari (bpd) pada Juli lalu menjadi 7,7 juta bpd mulai Agustus hingga akhir tahun.

Kenaikan harga yang sempat terjadi cukup lama dan stabil di atas US$ 40/barel juga memicu para produsen minyak AS mulai kembali melakukan aktivitas produksi minyaknya.

Permintaan yang masih lesu dibarengi dengan ancaman peningkatan pasokan yang cukup signifikan serta pemangkasan harga minyak oleh Arab membuat harga minyak untuk kontrak futures-nya tertekan hebat hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terguncang! Awal Pekan Harga Minyak Ambrol Besar-besaran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular