Duh! Tambah Lagi Sentimen Negatif, Harga Batu Bara Ambles

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
04 September 2020 09:48
Batu bara, Kalimantan
Foto: Istimewa

Jakarta, CNBC Indonesia - Fundamental pasar yang tak kokoh, membuat harga batu bara tertekan. Harga batu legam ini memang bergerak volatil. Setelah sempat melesat signifikan akibat faktor teknikal, harga langsung berbalik arah akibat lemahnya permintaan.

Pada perdagangan Kamis (3/9/2020), harga batu bara termal Newcastle untuk kontrak yang aktif ditransaksikan ditutup melemah 1,06% ke US$ 51,15/ton. Harga batu bara telah terkoreksi dalam tiga hari terakhir pasca menyentuh level tertinggi sejak 11 Agustus.

Argus Media melaporkan, pandemi Covid-19 telah memicu anjloknya output pembangkit listrik tenaga batu bara Jepang ke level terendah lebih dari empat tahun pada bulan Mei.

Mengacu pada data kementerian energi yang dirilis minggu ini, output pembangkit listrik tenaga batu bara Jepang turun 11% pada tahun ini menjadi 16,8TWh pada bulan Mei, dengan konsumsi batu bara yang turun hampir 10% menjadi 6,5 juta ton.

Permintaan yang lebih lemah membuat stok batu bara menjadi 9,9 juta ton pada akhir Mei, atau naik dari 9,4 juta ton pada 12 bulan sebelumnya dan tertinggi sejak sebelum April 2016.

Dampak Covid-19 pada permintaan listrik secara keseluruhan sangat membebani konsumsi batu bara, dengan output nasional dari semua sumber turun 10% pada tahun ini menjadi 56,3TWh pada bulan Mei.

Impor batu bara Jepang, termasuk batu bara bituminus, sub-bituminus dan lignit, turun sebesar 17,7% atau 2,4 juta ton pada tahun tersebut di bulan Juli.

Impor yang lebih lemah dari pemasok terbesar Jepang, yakni Australia, telah mendorong penurunan pada bulan Juli dan tahun ini secara keseluruhan, turun sebesar 1,4 juta ton pada tahun ini di bulan Juli dan sebesar 3,2 juta ton pada bulan Januari-Juli.

Impor dari Indonesia dan Rusia naik masing-masing sebesar 1 juta ton dan 750.000 ton, pada tahun Januari-Juli karena pembeli telah berupaya untuk mendiversifikasi bauran pasokan mereka, tetapi penerimaan dari kedua negara turun pada tahun tersebut di bulan Juli, mengutip Argus Media.

Impor Batu Bara Termal Jepang Januari-Jul 2020 (Juta Ton)Sumber : Argus Media
Coal BurnSumber : Argus Media

Masih dari Asia, langkah konsumen batu bara terbesar kedua di dunia setelah China yakni India juga mulai melakukan langkah pengetatan impor batu bara lintas lautnya (seaborne).

Argus Media melaporkan, India sedang mempertimbangkan untuk menyiapkan sistem pemantauan impor batu bara karena mengintensifkan upaya untuk mencegah konsumen membeli kargo lewat laut.

Tentu saja lemahnya permintaan batu bara terutama dari negara-negara konsumen terbesarnya ini membuat harga semakin tertekan. Melihat realita ini, tak menutup kemungkinan harga kontrak futures-nya akan kembali ke US$ 50/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Rata-Rata Batu Bara Diproyeksi Lebih Rendah Pada 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular