
Ekspektasikan Stimulus Tambahan, Bursa Eropa Masuk Zona Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa melanjutkan penguatan pada sesi awal perdagangan Kamis (3/9/2020), menyusul ekspektasi stimulus tambahan dari Amerika Serikat (AS) dan sinyal pemulihan ekonomi Benua Biru.
Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa, naik 1,1% pada sesi pembukaan, dengan indeks sektor otomotif memimpin dengan penguatan sebesar 2,3% atau memimpin indeks saham sektoral lainnya.
Setengah jam kemudian, reli Stoxx 600 berlanjut menjadi 4 poin (+1,1%) ke 375,3. Indeks DAX Jerman menguat 197,5 poin (+1,5%) ke 13.440,96 dan CAC Prancis tumbuh 83,88 poin (+1,7%) ke 5.115,62. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris naik 46,3 poin (+0,8%) ke naik 5.987,28.
Data manufaktur AS tercatat lebih baik dari ekspektasi. Institute for Supply Management (ISM) menyebutkan Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) AS di level 56, atau yang tertinggi dalam 19 bulan terakhir.
Bursa global mendapatkan suntikan tambahan dari stimulus AS dan kemajuan pengembangan vaksin corona, dengan 76 negara telah menyatakan komitmennya kepada Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) untuk membagikan vaksin secara merata.
Pejabat bank sentral AS Mary Daly pada Rabu mengingatkan bahwa memangkas stimulus bakal mengganggu pemulihan ekonomi dunia, dan investor kini menaruh harapan bahwa akan ada tambahan stimulus untuk mengatasi persoalan pandemi saat ini.
Pasar juga memantau Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) versi Markit negara-negara Eropa yang akan dirilis dan diekspektasikan menunjukkan ekspansi ekonomi, meski lebih lambat dari posisi Juli, karena beberapa negara Eropa masih berjuang mengendalikan penyebaran virus corona.
Demikian juga dengan kelanjutan negosiasi Brexit di mana perwakilan Uni Eropa mewajibkan Inggris harus mengatasi persoalan perikanan dan persaingan adil untuk mengonfirmasi kesepakatan baru jelang batas waktu Oktober.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank of England Dave Ramsden mengingatkan bahwa ekonomi Inggris bisa menghadapi luka akibat pandemi yang lebih dalam dibandingkan proyeksi bank sentral tersebut akhir bulan lalu.
TIM RISET CNCB INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Melesat di Sesi Awal Sambut Kebijakan The Fed