
Daya Beli Tertekan, IHSG Berakhir di Zona Merah pada Sesi 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) surut ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi satu Senin (31/8/2020), setelah sepanjang pagi bertahan di teritori positif.
Pada pagi, IHSG mengawali perdagangan dengan naik 0,2% ke level 5.352,38. Sempat anjlok ke zona merah, selang 12 menit kemudian IHSG terbang di zona hijau dengan kenaikan 0,75% di level 5.277,65.
Hanya saja pada sesi penutupan siang, indeks acuan bursa nasional ini surut di level 5.237,442 atau melemah 1,04 poin (-0,02%). Koreksi terjadi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis deflasi Agustus yang mengindikasikan permintaan masyarakat masih lemah akibat pandemi.
BPS mengumumkan Indeks Harga Kosumen (IHK) Agustus -0,05% secara bulanan (month-to-month/MtM) alias deflasi. Inflasi inti (YoY) tercatat 2,03% atau turun dari bulan lalu (2,07%). Inflasi inti yang melemah ini mengonfirmasi penurunan daya beli masyarakat akibat pandemi.
Secara statistik, deflasi sudah dua kali berturut-turut terjadi. BPS juga mencatat deflasi pada Juli 2020 sebesar -0,1%. "Perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus ini secara umum menunjukkan adanya penurunan," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers hari ini.
Merespons data tersebut, indeks saham sektoral yang sensitif dengan daya beli pun terkoreksi, dipimpin sektor konsumer yang turun 1%. Sebaliknya, mengutip data Revinitif, indeks saham sektor infrastruktur memimpin penguatan sebesar 0,8%.
Saham sektor konsumer terkoreksi, menjadi pemberat IHSG, yakni saham PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) yang anjlok 2,8% dan menyumbang koreksi IHSG sebesar 3,8 poin. Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang turun 2,95% menyusul dengan porsi koreksi 2,6 poin.
Sebaliknya, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang naik 0,7% menjadi pengangkat IHSG dengan menyumbang reli 2,6 poin terhadap IHSG. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyusul dengan sumbangan reli sebesar 1,6 poin.
Investor asing mencetak penjualan bersih (net sell) Rp 457,3 miliar di semua pasar dan Rp 359 miliar di pasar reguler. Nilai transaksi bursa hanya Rp 4,3 triliun dengan 5,9 miliar saham ditransaksikan 428.703 kali. Sebanyak 152 saham menguat, 219 melemah, dan 159 lainnya flat.
Bursa utama di kawasan Asia cenderung melemah. Nikkei di Jepang turun 0,08%, Indeks STI di Singapura minus 0,51% dan indeks Hang Seng turun sebesar 0,02%. Namun, indeks bursa Shanghai China menguat 0,04% dan indeks KOSPI Korea Selatan tumbuh 1,01%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Neraca Dagang, IHSG Tutup Sesi 1 di Zona Merah