
Saham Japfa Meroket Gegara Caplok So Good, Hari Ini Gimana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten poultry, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) bersama perusahaan anak, PT Ciomas Adisatwa mengumumkan rencana pembelian 100% saham PT So Good Food (SGF) dari Annona Pte Ltd dan Jupiter Foods Pte Ltd dengan nilai mencapai Rp 1,21 triliun.
Kabar ini sontak membuat harga saham Japfa langsung melejit pada perdagangan Senin kemarin (31/8/2020).
Mengacu data BEI, saham JPFA meroket 8,44% di level Rp 1.220/saham dengan nilai transaksi Rp 299,38 miliar dan volume perdagangan 247,69 juta saham.
Saham JPFA masuk dalam deretan top gainers di BEI setelah saham PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) naik 21,35% dan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) naik 9,65%. Asing masuk ke saham Japfa sebesar Rp 7,88 miliar.
Dalam sepekan terakhir saham JPFA naik 7,96% dan sebulan terakhir sahamnya melesat 7,96%. Adapun dalam 3 bulan terakhir saham Japfa meroket 36,31%.
Kenaikan saham Japfa ini berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru ditutup minus 2,02% di posisi 5.238 dengan catatan net sell asing mencapai Rp 1,92 triliun di semua pasar.
Japfa memang akan akuisisi 100% saham So Good Food dari Annona Pte Ltd dan Jupiter Foods Pte Ltd dengan nilai mencapai Rp 1,21 triliun.
Dalam pengumuman yang disampaikan manajemen Japfa Comfeed, pembelian saham ini merupakan transaksi afiliasi, pasalnya, kedua perusahaan tersebut masih kendalikan JPFA.
"Transaksi bukan merupakan transaksi material karena nilai transaksi sebesar Rp 1,21 triliun mewakili 10,6% dari total ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan tahun buku 31 Desember 2019," demikian pengumuman Japfa Comfeed, dikutip Senin (31/8/2020).
Jumlah saham yang dijual oleh Jupiter dan Annona dalam SGF sebanyak 500.000 saham. Termasuk 1.000 saham seri A atau 0,004% milik Jupiter yang ditempatkan di anak perusahaan, PT So Good Food Manufacturing (SGFM).
Transaksi pembelian saham di dilaksanakan secara bertahap pada 30 November 2020 dengan perincian, pembayaran pertama sebanyak 30% dari nilai transaksi. Rinciannya, sebesar Rp 363,18 dibayarkan perseroan kepada Jupiter.
Selanjutnya, sebesar Rp 1,03 miliar dibayarkan Ciomas kepada Annona dan Rp 18,2 miliar dibayarkan perseroan kepada Jupiter.
Kemudian, sebesar 70% dari harga pembelian oleh perseroan kepada Jupiter atau sebesar Rp 849,98 miliar akan dibayarkan melalui promissory note.
Promissory notes tersebut akan dikenakan bunga sebesar JIBOR+2,25% sejak 16 April 2021.
Dari sisi kinerja, performa Japfa sebetulnya masih tertekan. Mengacu laporan keuangan per Juni 2020, penjualan neto Japfa Comfeed turun 7,29% menjadi Rp 16,91 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 18,24 triliun. Laba bersih juga ambles 81% menjadi Rp 155,11 miliar dari periode yang sama 2019 yakni Rp 829,29 miliar.
Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Emma A. Fauni, juga mencermati kinerja Japfa dibandingkan dengan dua kompetitor lainnya yakni PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN). Dia menilai beban bunga menjadi salah satu perhatiannya.
Menurut Emma, kinerja pendapatan perseroan pada kuartal II/2020 yang melemah disebabkan penjualan pakan ternak yang lebih dalam (-35,1% YoY) dibanding dua pesaing terdekatnya itu.
Buruknya pendapatan itu ditambah dengan gagalnya Japfa melakukan efisiensi beban dan beban keuangan (termasuk di dalamnya beban bunga) yang naik 20,9% year on year (YoY).
Dengan demikian, target price (TP) atau target harga saham JPFA dipangkas Mirae menjadi 'Hold' TP Rp 970 dari sebelumnya Hold dengan TP Rp 1.180/saham.
Hanya saja, dalam catatan terbarunya(31/8/20), seperti dikutip dari situs Mirae Asset, Emma menilai akuisisi So Good Food tersebut dapat menambah pendapatan JPFA sekitar Rp 2 triliun-Rp 3 triliun per tahun.
Selain itu, rampungnya transaksi dapat lebih mensinergikan bisnis hulu-hilir perusahaan ternak dan pakannya itu.
Emma juga menyoroti bisnis consumer goods di mana So Good Food bergerak (susu dan sosis So Good, So Nice, Real Good) akan menantang.
Harga pembelian So Good Food pada rasio harga saham per laba (PE ratio) 2020F 4,9x juga dinilai cukup menarik, karena lebih murah daripada saat dijual pada 2011 yaitu 17,2x PE FY2010.
Di sisi lain, terkait dengan dana, dana kas JPFA juga dinilai cukup yaitu senilai Rp 2,2 triliun per Juni, yang naik signifikan sejak awal tahun dalam bentuk pinjaman. Emma menilai posisi kas itu memang disiapkan untuk akuisisi tersebut.
Adapun berkaitan dengan posisi utang, rasio utang bersih (net gearing= total utang terhadap total ekuitas) JPFA diprediksi akan terdampak yaitu akan membesar dan naik menjadi 1,03x dari 0,83x.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sstt...Japfa Kabarnya Jual Produsen Susu Greenfields Rp 7,5 T
