
Begini Nasib Saham JPFA yang Labanya Ambruk 48%

Jakarta, CNBC Indonesia - Melanjutkan penguatan pada sesi I, saham emiten poultry PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) kembali naik pada awal sesi II perdagangan hari ini, Senin (12/4/2021). Penguatan JPFA siang ini diwarnai aksi beli bersih oleh investor asing.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 13.39 WIB, saham JPFA naik 0,93% ke Rp 2.180/saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 30,39 miliar.
Penguatan ini melanjutkan kenaikan sejak Jumat pekan lalu (9/4), saat ditutup naik 3,35% ke Rp 2.160/saham.
Dengan ini, JPFA sudah naik 5,83% dalam sepekan belakangan, sementara melesat 17,84% dalam sebulan terakhir.
Naiknya saham emiten yang melantai di bursa sejak 1989 silam ini dibarengi dengan aksi borong asing senilai Rp 515,60 juta. Adapun dalam sepekan, asing juga sudah masuk dengan nilai beli bersih Rp 36,17 miliar.
Menurut siaran pers perusahaan pada 17 Maret lalu, perusahaan agri-food di Indonesia ini berhasil menerbitkan Senior Fixed Rate Sustainability-Linked Bond (SLB) sebesar US$ 350 juta atau setara dengan Rp 5 triliun (kurs Rp 14.500/US$).
Adapun kupon bond yang berjangka waktu 5 tahun tersebut sebesar 5,375% dan akan jatuh tempo pada 2026.
SLB tersebut dicatatkan di Bursa Efek Singapura (SGX). Manajemen mengklaim, "[ini] merupakan obligasi pertama dalam mata uang dolar US berwawasan lingkungan di industri agri-food, yang juga pertama kalinya dari Asia Tenggara."
Pihak JPFA menjelaskan, dana hasil dari penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk membayar kembali Obligasi senilai US$ 250 juta yang jatuh tempo pada tahun 2022.
Selain itu, dana tersebut juga untuk keperluan operasional perusahaan, termasuk belanja modal, modal kerja dan pembiayaan kembali hutang.
Menurut penjelasan manajemen, SLB memprioritaskan Key Performance Indicator (KPI) berwawasan lingkungan yang terkait dengan Target Kinerja Berkelanjutan (Sustainability Performance Target/SPT), untuk meminimalisir dampak pencemaran air dari limbah cair yang tidak diolah.
Ini dilakukan dengan mengurangi potensi eutrofikasi melalui pengelolaan, pengolahan dan/atau daur ulang serta pemanfaatan limbah yang pada akhirnya dapat meningkatkan sirkulasi dan efisiensi air.
Dengan penetapan Target Kinerja Berkelanjutan (SPT) tersebut, selama 3 tahun 9 bulan sejak diterbitkannya SLB, JAPFA akan membangun 8 fasilitas daur ulang air (dari 15 Rumah Pemotongan Hewan Unggas/RPHU); dan 1 fasilitas daur ulang air di lokasi penetasan pada unit pembibitan unggas.
Sebelumnya, pada bulan lalu JAPFA melaporkan kinerja sepanjang 202O Per akhir tahun lalu, JPFA mengalami penurunan laba bersih mencapai 48,06% secara tahunan (year on year/YoY).
Laba bersih perusahaan di akhir Desember 2020 turun 48% menjadi Rp 916,71 miliar dari posisi Rp 1,76 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.
Seiring laba bersih yang merosot, pendapatan perusahaan juga mengalami kontraksi 4,90% YoY menjadi sebesar Rp 36,96 triliun. Nilai ini turun dari sebelumnya sebesar Rp 38,87 triliun pada 31 Desember 2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tambal Utang, Japfa Mau Ngutang Obligasi Lagi Rp 5 T