Analisis Teknikal

Tetap Waspada & Siapkan Parasut, IHSG Sedang Galau Mode On

Tri Putra, CNBC Indonesia
31 August 2020 12:57
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berayun ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi satu Senin (31/8/2020) setelah sempat menguat pada awal perdagangan, di tengah masih tingginya ketidakpastian global dan bayang-bayang Covid-19.

Pada pagi, IHSG mengawali perdagangan Senin dengan kenaikan 21 poin ke 5.367,655 (pukul 09:05 WIB) tetapi kemudian tertekan, hingga sempat menyentuh 5.335,558 selang 45 menit kemudian.

IHSG sempat berusaha menguat dan menyentuh 5.348,6 pada pukul 11:00 WiB, tetapi aksi jual terhadap saham perbankan memaksa indeks acuan bursa nasional ini terduduk di level 5.339,523 atau melemah 7,14 poin (0,13%).

Lima indeks saham sektoral naik dan empat lain melemah. Indeks sektor pertambangan memimpin penguatan dengan sumbangan reli sebesar 2,4 poin terhadap IHSG. Sebaliknya, indeks saham sektor keuangan memperberat IHSG dengan porsi koreksi 12 poin.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang anjlok 1,63% menjadi pemberat utama IHSG dengan menyumbang koreksi 6,6 poin terhadap IHSG. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyusul dengan sumbangan koreksi masing-masing sebesar 6,2 poin dan 2,2 poin .

Sebaliknya, saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) jadi pengangkat IHSG setelah menguat 2,1% dan menyumbang reli IHSG sebesar 3,6 poin disusul saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang nak 11,8% dan menyumbang reli IHSG sebesar 2,9 poin.

Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) Rp 346,1 miliar di semua pasar, dan Rp 320,98 miliar di pasar reguler. Nilai transaksi bursa mencapai Rp 4,1 triliun, dengan 7,4 miliar saham berpindah tangan 443.938 kali. Sebanyak 187 saham menguat, 205 melemah, dan 159 lainnya flat.

Pelaku pasar cenderung berhati-hati di tengah kenaikan angka pasien corona, sementara Bank Indonesia (BI) melihat ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi di kuartal III-2020. "Perkembangan terkini pada Juli dan Agustus 2020 menunjukkan penurunan ketidakpastian di pasar keuangan global tertahan," tulis BI dalam laporannya.

Dalam laporan triwulan II BI yang dikutip pada Senin (31/8/2020), dikatakan bahwa pada awal bulan kuartal III, penurunan ketidakpastian di pasar global masih belum cukup signifikan. Hal ini harus tetap diwaspadai karena Covid-19 yang masih menyebar.

Bursa utama di kawasan Asia bergerak variatif. Indeks KOSPI Korea Selatan melemah 1%, Nikkei di Jepang tumbuh 1,8%, dan Indeks STI di Singapura menguat 0,4%. Indeks bursa Shanghai China menguat 0,8% bersamaan dengan reli indeks Hang Seng sebesar 1,4%.

Analisis Teknikal

IHSG TeknikalFoto: CNBC Indonesia
IHSG Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot dengan BB yang cenderung menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya terbatas cenderung terkoreksi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.352. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.303.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 53, yang menunjukkan belum adanya indikator jenuh beli akan tetapi pergerakan RSI terkonsolidasi turun setelah menyentuh level jenuh beli sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan indikato MACD di wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk terdepresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, maka pergerakan selanjutnya terbatas cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator MACD yang berada di zona negatif dan RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular