
Dibayangi Ketakpastian, IHSG Berakhir Melemah Tipis di Sesi 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berayun ke zona merah dengan kecenderungan menguat pada penutupan perdagangan sesi satu Senin (31/8/2020), di tengah masih tingginya ketidakpastian global dan bayang-bayang Covid-19.
Pada pagi, IHSG mengawali perdagangan Senin dengan kenaikan 21 poin ke 5.367,655 (pukul 09:05 WIB) tetapi kemudian tertekan, hingga sempat menyentuh 5.335,558 selang 45 menit kemudian.
IHSG sempat berusaha menguat dan menyentuh 5.348,6 pada pukul 11:00 WiB, tetapi aksi jual terhadap saham perbankan memaksa indeks acuan bursa nasional ini terduduk di level 5.339,523 atau melemah 7,14 poin (0,13%).
Lima indeks saham sektoral naik dan empat lain melemah. Indeks sektor pertambangan memimpin penguatan dengan sumbangan reli sebesar 2,4 poin terhadap IHSG. Sebaliknya, indeks saham sektor keuangan memperberat IHSG dengan porsi koreksi 12 poin.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang anjlok 1,63% menjadi pemberat utama IHSG dengan menyumbang koreksi 6,6 poin terhadap IHSG. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyusul dengan sumbangan koreksi masing-masing sebesar 6,2 poin dan 2,2 poin .
Sebaliknya, saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) jadi pengangkat IHSG setelah menguat 2,1% dan menyumbang reli IHSG sebesar 3,6 poin disusul saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang nak 11,8% dan menyumbang reli IHSG sebesar 2,9 poin.
Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) Rp 346,1 miliar di semua pasar, dan Rp 320,98 miliar di pasar reguler. Nilai transaksi bursa mencapai Rp 4,1 triliun, dengan 7,4 miliar saham berpindah tangan 443.938 kali. Sebanyak 187 saham menguat, 205 melemah, dan 159 lainnya flat.
Pelaku pasar cenderung berhati-hati di tengah kenaikan angka pasien corona, sementara Bank Indonesia (BI) melihat ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi di kuartal III-2020. "Perkembangan terkini pada Juli dan Agustus 2020 menunjukkan penurunan ketidakpastian di pasar keuangan global tertahan," tulis BI dalam laporannya.
Dalam laporan triwulan II BI yang dikutip pada Senin (31/8/2020), dikatakan bahwa pada awal bulan kuartal III, penurunan ketidakpastian di pasar global masih belum cukup signifikan. Hal ini harus tetap diwaspadai karena Covid-19 yang masih menyebar.
Bursa utama di kawasan Asia bergerak variatif. Indeks KOSPI Korea Selatan melemah 1%, Nikkei di Jepang tumbuh 1,8%, dan Indeks STI di Singapura menguat 0,4%. Indeks bursa Shanghai China menguat 0,8% bersamaan dengan reli indeks Hang Seng sebesar 1,4%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sektor Tambang Mengerem Laju Koreksi Bursa, IHSG Turun 0,46%