
Saham AISA Diperdagangkan Lagi, Emiten Milik Bentjok Pailit!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (28/8/20) berakhir di zona merah dengan penurunan 0,46% di level 5.346,65.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 990 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 8 triliun.
Dari luar negeri, sentimen datang dari pidato Gubernur The Fed, bank sentral AS. Dalam pidato yang tahun ini terpaksa diadakan secara virtual akibat pandemi corona ini, Gubernur The Fed Jerome Powell mengumumkan kebijakan inflasi yang sudah dinanti-nanti yakni kebijakan inflasi menengah, di mana bank sentral negeri Paman Sam ini akan mengizinkan tingkat inflasi berada di atas 2%.
Ketika inflasi berada di bawah angka 2% selama periode waktu tertentu, bank sentral akan mengintervensi dengan berbagai kebijakan moneter. Dalam perubahan terbaru ini The Fed juga memberi sinyal dari pemikiran lamanya dimana ketatnya tingkat tenaga kerja akan memicu laju inflasi.
"Tingkat tenaga kerja bisa berada pada level kapasitas maksimumnya atau bahkan di atasnya tanpa mengganggu, kecuali ketika tingkat tenaga kerja ini sudah mulai memberikan efek yang tidk diinginkan terhadap inflasi," ujar pria sang akrab disapa Jay, dikutip CNBCÂ International.
Pidato Powell ditambah kabar positif mengenai perkembangan vaksin dan penurunan laju konfirmasi pasien positif corona harian berhasil menghijaukan Indeks Dow Jones.
Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan pekan lalu.
1. Disuspensi 2 Tahun, Saham AISA Diperdagangkan Lagi
Para investor pasar modal Indonesia sedang ramai membicarakan soal surat keputusan Bursa Efek Indonesia (BEI) soal pencabutan suspensi atau perdagangan sementara saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA). Benarkah?
Dalam surat tersebut disebutkan bahwa mulai 31 Agustus 2020, BEI memutuskan untuk mencabut suspensi sementara perdagangan efek di seluruh pasar sesi I perdagangan efek.
Lantas benarkah informasi ini? CNBC Indonesia mencoba mengkonfirmasi ini kepada Sekretaris Perusahaan Tiga Pilar Michael Hadilaya dan ia membenarkan surat tersebut. "Benar," ujarnya singkat kepada CNBC Indonesia melalui layanan perpesanan WhatsApp, Minggu (30/8/2020).
2. Perusahaan Milik Benny Tjokro 'Hanson' Dinyatakan Pailit
PT Hanson International Tbk milik Benny Tjokrosaputro, dengan kode emiten MYRX di dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) telah dinyatakan pailit.
Dalam surat edarannya, yang ditandatangani oleh Direktur PT Hanson International Tbk, Hartono Santoso menjelaskan, putusan pailit berdasarkan sidang Majelis Hakim Pemeriksa Perkara PKPU Perseroan di Pengadilan Niaga, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 12 Agustus 2020.
3. Sah! Indofood Resmi Akuisisi Saham Pinehill
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) telah menyelesaikan akuisisi Pinehill Company Limited. Penyelesaian transaksi pengambilalihan seluruh saham Pinehill ini telah diselesaikan perusahaan pada 27 Agustus 2020 lalu.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini perusahaan telah resmi memiliki seluruh saham Pinehill.
"... Perseroan telah menyelesaikan Rencana Transaksi sebagaimana dimaksud dalam informasi kepada pemegang saham sehubungan dengan rencana transaksi akuisisi saham," tulis manajemen perusahaan, Jumat (28/8/2020).
4. Rugi Alam Sutera Tembus Rp 513 M di Semester I, Ini Pemicunya
Emiten pengembang properti PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mencatatkan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 512,5 miliar pada periode semester I tahun ini.
Capaian ini berkebalikan dengan capaian di tahun sebelumnya yang masih mencatatkan laba bersih Rp 158,8 miliar.
"Perseroan mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 512,5 miliar disebabkan oleh adanya kerugian selisih kurs yang belum terealisasi sebesar Rp 271,5 miliar," demikian keterangan manajemen Alam Sutera, dalam paparan publik, Jumat (28/8/2020).
5. Jajaki IPO Anak Usaha, Kalbe Farma Bidik Dana Jumbo Rp 7,4 T
Manajemen emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menyatakan rencana mengantarkan anak usaha perseroan ke bursa saham melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) menjadi opsi yang tengah dijajaki perseroan.
Hal ini dilakukan sebagai upaya perseroan melakukan ekspansi bisnis. Anak usaha yang dimaksud adalah PT Sanghiang Perkasa atau kini dikenal dengan brand KALBE Nutritionals.
Direktur Keuangan Kalbe Farma, Bernadus Karmin Winata, dalam paparan publik secara virtual mengatakan, rencana pengembangan anak usaha Sanghiang Perkasa tak sebatas melalui pendanaan lewat IPO.
6. Dear Investor, Mohon Bersabar Gudang Garam Tak Bagi Dividen
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memutuskan tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2019. Keputusan ini ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang dilaksanakan Jumat ini (28/8/2020).
Hasil RUPS memutuskan laba Gudang Garam seluruhnya dialokasikan sebagai laba ditahan.
"Menyetujui penetapan laba Perseroan untuk tahun buku 2019 seluruhnya dimaksukkan dalam akun saldo laba dan akan digunakan untuk menambah modal kerja sehingga perseroan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham perseroan untuk tahun buku 2019," demikian disebutkan dalam poin ketiga hasil RUPS, dikutip Jumat ini.
7. Pupuk Indonesia Rilis Obligasi Rp 2,44 T, Kupon Capai 8,3%
Holding BUMN pupuk, PT Pupuk Indonesia (Persero) menawarkan obligasi di dalam negeri sebesar Rp 2.436.510.000.000 atau Rp 2,44 triliun yakni Obligasi Berkelanjutan II Pupuk Indonesia Tahap I Tahun 2020.
Obligasi Berkelanjutan II Tahap I ini adalah bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan II Pupuk Indonesia dengan target dana total mencapai Rp 8 triliun.
Berdasarkan publikasi prospektus perusahaan, dikutip Jumat (28/8/2020), obligasi ini terdiri dari 3 seri yakni Seri A sebesar Rp 1,15 triliun dengan tenor 3 tahun ditawarkan dengan kupon 7% per tahun. Kemudian, Seri B sebesar Rp 857,84 miliar dengan tenor 5 tahun ditawarkan dengan kupon 7,70% per tahun.
8. Efek Covid, PGN Tunda Ekspor LNG ke China
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), subholding gas PT Pertamina (Persero), menunda ekspor gas alam cair (LNG) ke Sinopec, perusahaan minyak dan gas bumi di China, menjadi 2021 dari rencana semula dilakukan tahun ini.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Mukhtar menuturkan penundaan ekspor ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19.
"Memang karena pandemi, tahun ini kami belum melakukan pengiriman kargo ke Sinopec. Harapannya mungkin tahun depan," tuturnya kepada wartawan dalam konferensi pers virtual, Jumat (28/08/2020).
9. Adaro Tak Kebal dari Covid-19, Laba Semester I-2020 Drop 48%
Emiten pertambangan batu bara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan penurunan laba bersih yang cukup signifikan semester I-2020.
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan, laba bersih perseroan yang diatribusikan terhadap pemilik entitas induk Adaro tergerus 47,75% menjadi US$ 155,09 juta atau sekitar Rp 2,27 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.700 per US$. Pada periode yang sama di tahun sebelumnya, Adaro masih membukukan laba bersih sebesar US$ 298,86 juta atau sekitar Rp 4,38 triliun.
Dari sisi pendapatan usaha bersih, terjadi penurunan sebesar 23% dari sebelumnya US$ 1,77 miliar atau sebesar Rp 26,01 triliun menjadi US$ 1,36 miliar atau setara Rp 19,99 triliun.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Astra Drop 8% di Q1, Pizza Hut Tegaskan Tak Ada PHK