Ini 8 Kabar Pasar yang Patut Disimak Sebelum Transaksi Saham

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
26 August 2020 08:53
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah aksi korporasi yang dikabarkan kemarin, Selasa (25/8/2020), sempat menjadi sentimen yang menggarakkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bursa saham domestik menguat merespons sejumlah isu dari dalam dan luar negeri.

Tekanan beli kembali mendorong bursa saham domestik menguat 1,17% ke posisi 5.338,88 dengan nilai transaksi Rp 9,37 triliun dan volume 16,13 miliar unit saham dan frekuensi sebanyak 801.755 kali.

Sebelum memulai perdagangan Rabu (26/8/2020), cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia:

1. Tergerus Covid-19, Bank BUMN Ramai-ramai Potong Target

ank-bank BUMN ramai-ramai menurunkan target pertumbuhan penyaluran kredit di tahun ini. Revisi ini dilakukan seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19 dan membuat bank-bank tak bisa agresif dalam menyalurkan kredit. Bahkan beberapa bank melakukan perubahan rencana bisnis bank (RBB) hingga akhir 2020.

Dengan target yang dipatok saat ini pun bank-bank ini menyebut akan menyalurkan kredit dengan prinsip kehati-hatian. Selain itu bank ini juga menargetkan pada sektor-sektor yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan. Pertumbuhan penyaluran kredit ini juga didorong dengan penempatan deposito dari pemerintah secara total Rp 30 triliun sebagai dana pemulihan ekonomi nasional (PEN).

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menargetkan pertumbuhan moderat tahun ini di angka satu digit. Direktur Keuangan Bank Mandiri Silvano Rumantir mengatakan perusahaan masih akan berfokus pada restrukturisasi nasabah.

Bank BUMN lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga menargetkan proyeksi kredit di bawah dua digit akibat pandemi Covid-19.

2. Tak Terbendung Bosowa, Bukopin Raih Restu Private Placement

Meski mendapatkan penolakan dari PT Bosowa Corporindo sebagai pemegang saham, namun Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) akhirnya merestui KB Kookmin Bank untuk memperbesar kepemilikan hingga 67% melalui skema private placement.

Direktur Utama Bukopin Rivan A. Purwantono mengatakan Bank Bukopin berhasil mendapat restu dari para pemegang saham yang hadir dalam rapat untuk segera melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).

Dalam aksi tersebut Perseroan akan menerbitkan sejumlah saham baru yang akan diserap langsung oleh Kookmin Bank hingga porsi kepemilikan sahamnya mencapai 67% di Bank Bukopin.

"Bank Bukopin berhasil mendapat restu dari para pemegang saham yang hadir dalam rapat untuk segera melaksanakan Aksi Korporasi ini. Sebanyak 96,12% suara dari seluruh pemegang saham yang hadir dalam rapat setuju atas aksi tersebut," ujar Rivan.

3. Shell Hengkang, Medco Tak Tertarik Garap Blok Masela

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) kembali menegaskan tidak tertarik untuk masuk menggarap Lapangan Abadi, Blok Masela setelah Royal Dutch Shell Plc (Shell) hengkang dari blok ini. Ketidakcocokan harga menjadi alasan utama Medco tidak masuk ke blok ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Keuangan Medco Anthony R Mathias. Dia mengatakan punya patokan dan kriteria untuk mengakuisisi blok migas.

"Untuk Masela, untuk saat ini kami tidak sedang menjajaki blok ini. Sesuai dengan kriteria investasi kami," tegas Anthony dalam paparan publik virtual, Selasa (25/8/2020).

4. Sedih! Polis Tak Cair, Nasabah Pan Pacific Menangis di DPR

Komisi XI DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama dengan nasabah sejumlah perusahaan asuransi dan aset manajemen yang mengalami masalah terkait dengan keuangan dan komitmen pembayaran dana kepada nasabahnya.

Nasabah yang hadir mulai dari Serikat Pekerja AJB Bumiputera, nasabah AJB Bumiputera, nasabah PT Minna Padi Aset Manajemen (MPAM), nasabah PT Asuransi Jiwa Adisarana, nasabah Wanaartha (Wanaartha Life), nasabah PT Pan Pacific Insurance, dan nasabah PT Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life).

Dalam RDPU tersebut, salah satu nasabah Pan Pacific, Yurida Sitompul, tampak menangis sesunggukan di hadapan Komisi XI DPR RI gara-gara penolakan tak resmi ketika hendak mencairkan polis asuransi jiwa Pan Pacific.

5. Dikejar Utang, Tiga Pilar Siap Private Placement Rp 1,2 T

Emiten consumer goods dan produsen makanan ringan Taro, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) berencana melakukan aksi korporasi Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement. Hal ini dilakukan guna memperbaiki kondisi keuangan perusahaan sesuai dengan aturan Peraturan OJK Nomor 14 Tahun 2019.

Perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 6 miliar saham Seri B masing-masing bernilai Rp 200/saham yang merupakan 55,62% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah pengeluaran saham baru tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi prospektus perusahaan yang dipublikasikan, AISA akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham untuk menyetujui rencana private placement ini pada Rabu 30 September 2020.

6. Logam Mulia Melesat, United Tractors Terus Buru Tambang Emas

Emiten alat berat Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR), melalui anak usahanya Agincourt Resources, terus mengincar tambang emas baru untuk diakuisisi. Kenaikan harga emas menjadi daya tarik bagi perseroan untuk memperbesar bisnis tambang emas.

Direktur Utama United Tractors Frans Kesuma saat paparan publik virtual yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, mengatakan United Tractor terus mencari tambang emas baru sambil menyelesaikan akuisisi tambang emas yang sedang dalam proses.

"Proses untuk akuisisi, mulai dari due diligence sampai kesepakatan butuh waktu. Tergantung jenis ore yang kita uji di laboratorium," kata Frans, di Jakarta, Selasa (25/8/2020).

7. Rencana IPO Wika Realty Ditunda! Ini Penyebabnya

BUMN Kontruksi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menunda rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) anak usaha, PT Wika Realty, yang menurut rencana dilaksanakan tahun ini. Perseroan masih menunggu kelanjutan kebijakan Kementerian Bandan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berencana membentuk sub holding BUMN Perhotelan.

"Untuk rencana IPO anak usaha, rencana WIKA Realty akan ditunda sampai WIKA Realty dapat induk dari sub holding perhotelan, bisa di tahun depan atau paling cepat 2023 setelah rampung proses sub holding," ujar Agung Budi Waskito, Direktur Utama Wijaya Karya, dalam paparan publik virtual, Selasa (25/8/2020).

Seperti diketahui, rencana IPO Wika Realty sebelumnya sudah bergaung sejak lama namun urung terlaksana. Pada tahun lalu, rencana IPO terbentur kondisi pasar yang masih berfluktiasi dan perseroan, masih fokus pada penguatan modal dan aset.

8. Bos Grup Kresna Michael Steven Mundur dari M Cash, Ada Apa?

Perusahaan jasa teknologi informasi, PT M Cash Integrasi Tbk. (MCAS) melaporkan adanya pengunduran diri dari komisaris utama perseroan yakni Michael Steven yang juga merupakan pendiri dari Grup Kresna Investment.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (25/8/2020), direksi M Cash Integrasi melaporkan telah menerima surat pengunduran diri dari Komisaris Utama MCAS Michael Steven efektif per 18 Agustus 2020.

"Dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 9 huruf a Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, dengan ini kami menyampaikan keterbukaan informasi bahwa pada 16 Agustus 2020, kami telah menerima surat permohonan pengunduran diri dari Bapak Michael Steven dari jabatannya selaku Komisaris Utama Perseroan efektif per 18 Agustus 2020," tulis direksi MCAS.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular