
HSBC Disasar Kemarahan AS, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dikabarkan mengecam raksasa perbankan Hong Kong yang berbasis di Inggris, HSBC. Pasalnya, ada laporan bahwa HSBC telah membekukan akses eksekutif perusahaan Next Media.
Perusahaan itu menerbitkan surat kabar Apple Daily yang terkait dengan aktivitas konglomerat media Jimmy Lai, yang ditangkap China 10 Agustus lalu. Lai ditangkap di bawah UU Keamanan Nasional Hong Kong.
Ditulis AFP, pembekuan terjadi karena Beijing dan pemerintah Hong Kong menekan kelompok media itu.
"Bank 'memelihara' rekening individu yang diberi sanksi karena menolak kebebasan warga Hong Kong tapi menutup rekening mereka yang mencari kebebasan," kritik Pompeo dikutip Kamis (27/6/2020).
"Negara-negara bebas harus memastikan kepentingan perusahaan tidak tunduk pada Partai Komunis China (CCP) untuk membantu penindasan politiknya.
Juru Bicara HSBC menolak mengomentari ini. Kementerian Luar Negeri China belum memberi komentar.
Sementara itu, seorang juru bicara Kantor Luar Negeri & Persemakmuran Inggris mengatakan terus berkomunikasi erat dengan berbagai bisnis di Hong Kong mengenai dampak UU Keamanan Nasional.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menegur HSBC dan bank lain karena mendukung undang-undang baru Hong Kong itu dengan mengatakan bahwa hak-hak rakyat Hong Kong tidak boleh dikorbankan untuk bonus bankir.
HSBC terdaftar di Bursa London dengan kode HSBA. Dalam perdagangan kemarin, saham perusahaan turun 0,94% menjadi 331.60.
UU Keamanan Hong Kong berisi tujuh pasal. UU ini akan melarang semua upaya pengkhianatan, pemisahan diri, penghasutan dan subversi terhadap pemerintah pusat.
Termasuk pencurian rahasia negara dan melarang organisasi atau badan politik Hong Kong menjalin hubungan dengan organisasi atau badan politik asing.
Akibat pengesahan UU ini, AS memberikan sanksi ke pusat keuangan global itu. Di antaranya mencabut hak istimewa perdagangan Hong Kong.
Selain itu, AS juga memberikan sanksi ke pemimpin Hong Kong Carrie Lam. Di mana semua asetnya di AS dibekukan dan tak ada individu dan perusahaan yang boleh menjalin hubungan.
Pernyataan ini muncul di tengah kian panasnya hubungan AS dan China. AS baru saja mengeluarkan sanksi baru untuk 24 perusahaan China saat Beijing dikabarkan menembakkan rudal sebagai tanda warning ke Washington karena berada di Laut China Selatan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Laba HSBC Anjlok 65% Gegara Corona
