Banjir Sentimen Positif Nih, Harga CPO Menguat!
Jakarta, CNBC Indonesia -Â Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO)Â menguat pada perdagangan Rabu (26/8/2020). Kenaikan harga CPOÂ dipicu oleh beberapa sentimen positif di pasar.
Pada 11.14 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman November 2020 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange naik 0,54% ke RM 2.629/ton. Â
Ada beberapa sentimen yang membuat harga CPOÂ menguat pada perdagangan hari ini. Pertama adalah pelemahan ringgit terhadap dolar AS. Data Refinitiv menunjukkan ringgit Negeri Jiran melemah 0,05% terhadap dolar AS.
CPOÂ merupakan salah satu komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang ringgit. Pelemahan ringgit terhadap dolar AS membuat harga CPOÂ menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Sentimen positif kedua datang dari pergerakan harga minyak nabati lainnya. Untuk kontrak minyak kedelai pengiriman Januari 2021 di Bursa Dalian harganya menguat 0,3%.
Penguatan harga CPOÂ juga tak terlepas dari penguatan harga minyak mentah. Brent menguat lantaran ada Badai Laura yang menerjang Pantai Teluk AS. Badai besar ini membuat para produsen minyak AS menutup operasinya dan memangkas output.
Dalam jangka waktu dekat diperkirakan ada penurunan pasokan BBM. Hal ini lah yang menyebabkan harga minyak naik. Kenaikan harga minyak turut jadi sentimen positif bagi harga CPOÂ mengingat minyak nabati merupakan salah satu produk pengganti minyak karena digunakan sebagai bahan baku biodiesel.
Kemudian ada perbaikan ekspor di 25 hari pertama bulan ini. Jika pada periode 1-20 Agustus 2020 ekspor minyak nabati Negeri Jiran ambles 18% - 20%, kini penurunannya terpangkas.
Reuters melaporkan ekspor minyak sawit Malaysia pada periode 1-25 Agustus turun 14% - 16%. AmSpec Agri Malaysia melaporkan ekspor minyak nabati Malaysia turun 14,3% menjadi 1,22 juta ton dari periode yang sama sebelumnya sebesar 1,42 juta ton.
Sementara itu, berdasarkan data Intertek Testing Services (ITS) ekspor Negeri Jiran turun 16,2% pada periode yang sama menjadi 1,22 juta ton dari bulan sebelumnya 1,45 juta ton.
Penurunan ekspor minyak nabati hingga dobel digit ini dipicu oleh anjloknya ekspor CPOÂ dan minyak olahannya ke berbagai pasar utama seperti Uni Eropa, China dan juga India.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]