
Ada Sinyal Baru dari Xi Jinping Soal Ekonomi China, Apa Tuh?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping meminta China untuk lebih inovatif dan mandiri dalam pengembangan teknologinya sesegera mungkin. Xi mengatakan hal itu perlu dilakukan karena telah ada semakin banyak tantangan bermunculan dalam beberapa waktu terakhir dari dunia luar.
"China harus dengan penuh semangat meningkatkan kemampuan untuk melakukan inovasi secara mandiri," kata Xi pada pertemuan para ahli di Beijing, Senin (24/8/2020).
"Dunia sedang mengalami perubahan besar yang tidak terlihat dalam satu abad, yang dipercepat oleh pandemi Covid-19," kata Xi lagi, mengutip The Straits Times.
Dalam kesempatan itu, Xi bukan hanya menekankan soal kemandirian teknologi dari dunia luar yang memusuhi. Tapi juga soal perlunya mengembangkan model ekonomi "sirkulasi ganda".
Model ini berarti memposisikan pasar domestik sebagai penopang utama ekonomi negara itu. Namun, Xi menekankan bahwa itu bukan berarti "mengisolasi" China dari dunia luar melainkan membuat struktur terbuka yang akan melibatkan hubungan yang lebih besar dengan sistem global.
"China harus secara aktif bekerja sama dengan semua negara, wilayah, dan perusahaan yang bersedia bekerja dengan kami, termasuk negara bagian Amerika Serikat (AS), area lokal, dan perusahaannya," kata Xi.
Sebagai salah satu upaya untuk memastikan kemandirian itu, Xi mungkin akan mengunjungi pusat inovasi Shenzhen pada bulan September, sekaligus memperingati 40 tahun pembentukan zona ekonomi khusus yang berbatasan dengan Hong Kong itu, lapor Sing Tao Daily.
Pernyataan Xi soal memandirikan China itu disampaikan setelah pada pekan lalu Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak segan untuk memutuskan hubungan AS dengan China.
Dalam wawancara dengan Fox News pada Minggu, Trump mengatakan AS harus berbisnis dengan China, yang adalah mitra dagang utamanya. Tapi, AS juga bisa memisahkan diri (decouple/decoupling) dari China jika negara itu merugikan AS.
"Jika mereka tidak memperlakukan kita dengan benar, saya pasti, saya pasti akan melakukan itu," kata Trump soal kemungkinan melakukan decoupling, mengutip Reuters.
Pernyataan Trump itu disampaikan di saat hubungan AS-China sedang dalam fase terburuknya. Itu terjadi setelah kedua negara terlibat berbagai perselisihan, mulai dari soal perdagangan, teknologi, Laut China Selatan, hingga soal Hong Kong dan virus corona.
Masalah decoupling ekonomi AS-China juga sebelumnya pernah dibahas oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada Juni. Mnuchin mengatakan decoupling akan terjadi jika perusahaan AS tidak diizinkan untuk bersaing secara adil dan seimbang dalam ekonomi China.
"Jika kita dapat bersaing dengan China secara adil dan setara, ini adalah peluang besar bagi bisnis AS dan pekerja AS, karena China memiliki kelas menengah yang besar dan berkembang," katanya di acara virtual yang disponsori oleh Bloomberg dan Invesco.
Pada saat itu, Mnuchin juga mengatakan dia yakin China akan bisa memenuhi persyaratan perjanjian perdagangan Fase 1, untuk menambah pembelian barang, energi, dan jasa AS secara besar-besaran.
"Tetapi jika kami tidak dapat berpartisipasi dan bersaing secara adil, maka Anda akan melihat upaya pemisahan di masa mendatang," katanya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hati-hati China! Taiwan Bikin Armada Kapal Selam, Dibeking AS
