
Harga SBN 10 Tahun Melemah Jelang Lelang Rp 20 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah bergerak variatif dengan penguatan dicatatkan untuk surat utang bertenor pendek, jelang lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang membidik dana Rp 20 triliun.
Imbal hasil SBN seri IDFR0082 tercatat menguat 0,15% ke 6,736% pada Senin (24/8/2020), menghentikan koreksi yield akhir pekan lalu yang juga terendah sejak 27 Februari 2020 atau sebelum era pandemi.
Yield SBN bertenor 10 tahun tersebut menjadi acuan harga pasar obligasi. Yield surat utang berlawanan arah dari harga, sehingga koreksi yield menunjukkan bahwa harga obligasi tersebut sedang menguat.
Kenaikan yield juga dibukukan obligasi pemerintah bertenor lebih panjang. Yield SBN bertenor 15 tahun naik 0,51%, sedangkan yield SBN flat alias bergeming di level 7,369%.
Kenaikan ini terjadi jelang lelang SBN, di mana biasanya pelaku pasar berharap kupon yang ditawarkan akan menguat, sehingga mereka cenderung melepas SBN. Ketika SBN dilepas masif, maka harganya akan turun dan yield SBN 10 tahun-yang jadi acuan pasar-menguat.
Mengutip laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, target indikatif lelang SUN mencapai Rp 20 triliun. Ada 7 seri surat utang negara yang akan dilelang meliputi SPN03201126, SPN12210603, FR0086, FR0087, FR0080, FR0083 dan FR0076.
Jadwal jatuh tempo SUN yang akan dilelang adalah 26 November 2020 hingga paling lama yakni 15 Mei 2048. Sementara tingkat kupon tertinggi mencapai 7,5%. Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan Bank Indonesia.
Imbal hasil SBN bertenor pendek tercatat melemah yakni untuk SBN bertenor 1 tahun dan 5 tahun, dengan pelemahan masing-masing sebesar -1,38% dan -1,19% ke 3,707% dan 5,667%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Vaksin & Stimulus AS Bikin Yield Obligasi RI jadi Naik