
Pandemi Bikin Kacau, Ini Strategi Garuda Demi Survive

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten BUMN penerbangan, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menjadi salah satu perusahaan yang terdampak parah dari penyebaran wabah virus corona (Covid-19), yang sudah menginfeksi lebih dari 23,3 juta orang di seluruh dunia per Minggu 23 Agustus 2020.
Salah satu dampak negatif dari wabah asal Wuhan, China itu pada perusahaan adalah penurunan kapasitas produksi baik itu untuk rute domestik maupun internasional sebagai imbas dari turunnya market demand.
"Penurunan produksi ini sejalan dengan penurunan pada traffic yang diangkut oleh Perseroan baik untuk penumpang maupun kargo diangkut." jelas manajemen kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (24/8/2020).
Manajemen mengungkapkan, untuk rute internasional di region MEA (Middle East) dan Tiongkok (China) sampai dengan saat ini masih diberlakukan penghentian total sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Sedangkan untuk rute internasional lainnya, perseroan melakukan penyesuaian frekuensi dengan memperhatikan permintaan dan perkembangan kondisi di negara atau pun daerah tersebut.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangan di kondisi buruk seperti ini, perusahaan telah melakukan berbagai upaya, baik dari sisi keuangan dan operasional.
Salah satunya yaitu melakukan upaya optimalisasi operasional guna menyelaraskan supply dengan market demand melalui beberapa langkah inisiatif.
Langkah-langkah itu termasuk melakukan negosiasi dengan lessor untuk penundaan pembayaran sewa pesawat (lease holiday), memperpanjang masa sewa pesawat untuk mengurangi biaya sewa per bulan, mengusahakan financing dari perbankan dalam dan luar ataupun pinjaman lainnya, dan menegosiasikan kewajiban perseroan yang akan jatuh tempo dengan pihak ketiga.
Selain itu, perusahaan juga melakukan program efisiensi biaya dengan tetap memprioritaskan keselamatan dan keamanan penerbangan dan pegawai serta layanan, dan mengadakan diskusi intensif dengan Pemerintah selaku Pemegang Saham Perseroan guna memperoleh dukungan yang diperlukan.
Dari aspek operasional, perusahaan yang lebih dari 80% pendapatannya bergantung pada pendapatan dari penumpang itu telah melakukan upaya untuk mengoptimalkan frekuensi dan kapasitas penerbangan baik penerbangan domestik maupun internasional.
Selain itu, mengoptimalkan layanan kargo dan aktif mendukung upaya-upaya pemerintah khususnya yang terkait dengan penanganan Covid-19 melalui pengangkutan bantuan kemanusiaan, APD, obat-obatan, alat kesehatan.
Perusahaan juga telah berupaya mengoptimalkan layanan charter pesawat untuk evakuasi WNI yang berada di luar negeri serta membantu proses pemulangan WNA untuk kembali ke negara masing-masing dan layanan charter untuk pengangkutan kargo, serta menunda kedatangan pesawat di tahun 2020.
"Selanjutnya guna mendorong percepatan recovery, Garuda saat ini mengupayakan untuk dapat mendorong trust dan minat masyarakat untuk dapat kembali menggunakan transportasi udara melalui konsistensi penerapan protokol kesehatan penerbangan," tulis manajemen.
Strategi itu dilakukan dengan, antara lain melalui physical distancing dalam penerbangan, pelaksanaan pre medical check bagi awak kabin, penggunaan alat pelindung bagi kru yang bertugas, disinfeksi armada, peniadaan reading material guna meminimalisir cross contamination serta penggunaan material mono-use dalam penyajian makanan dalam pesawat.
"Di samping itu, Garuda juga bekerjasama dengan kementerian Pariwisata untuk mengkolaborasikan program dan inisiatif yang dapat mendorong geliat pariwisata, khususnya wisata domestik," jelas manajemen.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi Berhemat, Ini Daftar Penundaan Gaji Karyawan Garuda