FEATURES

Cerita Duit Rp2 T & Jejaring Bisnis Crazy Rich Prawirawidjaja

tahir saleh, CNBC Indonesia
24 August 2020 07:25
Ultrajaya.co.id
Foto: Ultrajaya.co.id

Secara kinerja, perseroan masih membukukan laba bersih naik 9,2% menjadi Rp 554,95 miliar per semester I-2020, dari semester I-2019 sebesar Rp 508,58 miliar.

Perseroan juga baru melaksanakan pembelian kembali (buyback) saham perusahaan sebanyak 1.155.532.800 saham atau 10% dari modal disetor, per 5 Agustus lalu. Nilai buyback itu sesuai dengan rencana awal yakni sebesar Rp 1,9 triliun guna menjaga harga saham perseroan tetap di jalur positif.

"Perseroan membatasi harga maksimal pembelian kembali saham sebesar Rp 1.600/saham," tulis Eddi Kurniadi, Sekretaris Perusahaan Ultrajaya, dalam keterbukaan informasi di BEI.

Sementara, di Campina, performa agak sedikit menurun. Penjualan CAMP semester I-2020 turun 8,83% menjadi Rp 459,02 imliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 503,48 miliar, laba pun melorot signifikan 53% menjadi Rp 14,93 miliar dari sebelumnya Rp 31,75 miliar.

"Hingga pada saat ini kami secara konsisten melaksanakan penerapan protokol kesehatan di lingkungan kerja, untuk sedapat mungkin menghindari adanya penularan Covid-19 yang terjadi di area kerja maupun seluruh area sales and distribusi Campina," kata Sagita Melati, Sekretaris Perusahaan CAMP, dalam suratnya kepada BEI.

Buyback itu, bagi manajemen, tidak berdampak signifikan terhadap kegiatan usaha ULTJ, apalagi secara fundamental modal perusahaan masih kokoh.

"Pelaksanaan buyback diharapkan tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional perseroan dikarenakan kami telah memiliki modal kerja yang cukup baik untuk menjalankan kegiatan usaha perseroan," kata Eddi.

Dalam hal prospek, sang Presdir Ultrajaya, Sabana Prawirawidjaja, meyakini peluang bisnis sangat terbuka. "Faktor lain yang dapat menunjang pengembangkan usaha adalah masih rendahnya tingkat konsumsi susu cair di kalangan masyarakat Indonesia, dan adanya kebiasaan di masyarakat Indonesia untuk minum teh," katanya.

"Dengan demikian, prospek pasar produk minuman susu cair dan teh yang merupakan produk-produk perseroan, khususnya yang diproses secara UHT, masih sangat baik dan menjanjikan," tegasnya, dikutip dari lapkeu Desember 2019.

Konsumer

Pada semester II-2020 ini, bisnis consumer goods yang dijalani Ultrajaya dan Campina, dinilai menjadi satu sektor prospektif. PT Danareksa Sekuritas menyebut beberapa sektor masih memiliki peluang tumbuh di antaranya konsumer, telekomunikasi, emiten rokok, dan menara telekomunikasi.

"Di tengah pandemi yang uncertain [tak pasti], beberapa sektor justru bisa tahan dan menjadi sektor potensial. Secara valuasi memang sudah cukup rendah, jadi potensi untuk naik ada," kata Direktur Utama PT Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari Dewi, dalam diskusi virtual, Jumat petang (3/7/2020).

Secara price to earnings ratio (PER) atau rasio harga saham terhadap laba bersih terbilang rendah (murah), sehingga ada potensi kenaikan saham-saham tersebut. PER biasa dipakai untuk melihat valuasi harga saham emiten, semakin rendah nilai PER, berarti harga saham perusahaan tersebut semakin murah, begitu sebaliknya.

PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia) pun menyebut sektor defensif yakni konsumer dan telekomunikasi.

"Yang bertahan konsumer karena kebutuhan pokok di saat kondisi ekonomi lemah ini, bahkan ada beberapa barang kebutuhan pokok yang ada lonjakan karena kebijakan ini menyebabkan konsumen stocking up atau beli dalam jumlah yang lebih besar daripada ekonomi normal. Sektor paling defensif," kata Direktur Schroders Indonesia Irwanti, Selasa (14/4/2020).

"Sektor lain kena dampak negatif sedangkan dua sektor ini saja yang defensif saat sulit saat ini," imbuhnya.

Data BEI mencatat, saham ULTJ dalam sepekan terakhir hingga 19 Agustus naik 2,48% di level Rp 1.650/saham, dan sebulan naik 3,13%. Tahun berjalan atau year to date, saham ULTJ minus 1,79%. Kapitalisasinya Rp 19,06 triliun.

PER perusahaan di level 17,19 kali, Book Value per Share (nilai buku per saham/BVPS) Rp 528, dan Price to Book Value (rasio harga terhadap nilai buku/PBV) 3,13 kali.

Bandingkan dengan UNVR dengan PER 43,16 kali, BVPS Rp 231, PBV 35,50 kali, atau PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dari Grup Salim dengan PER 17,44 kali, PBV 4,10 kali, BVPS Rp 2.463, dan PT Diamond Food Indonesia Tbk (DMND) dengan PER 50 kali dan PBV 2,01%.

Jadi, ingin menjadi pemegang saham ULTJ bersama dengan keluarga Prawirawidjaja?

Semuanya kembali kepada Anda...

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular