
BCA Kokoh di Puncak, Indofood CBP Depak Barito Pacific

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak nyaris 5% sepanjang Juli 2020. Membaiknya mood investor di pasar keuangan global membuat minat terhadap aset-aset berisiko meningkat.
Sepanjang bulan lalu, IHSG menguat 4,98% secara point-to-point. IHSG berhasil mengakhiri perdagangan pada Juli di atas level 5.100.
Data output perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2020 memang mengecewakan. Namun bukan berarti tidak ada harapan, karena pada kuartal III-2020 kemungkinan besar akan ada pemulihan.
Misalnya di Amerika Serikat (AS). Oke, ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal II-2020 memang terkontraksi (tumbuh negatif) -32,9%. Ini menjadi catatan terburuk dalam sejarah modern AS, bahkan lebih parah dibandingkan saat Depresi Besar pada 1930-an.
Namun pada kuartal III-2020, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta dalam laman GDPNow memperkirakan terjadi pertumbuhan ekonomi mencapai 11,9%. Luar biasa...
Tanda-tanda pemulihan ekonomi Negeri Adidaya memang sudah terlihat pada akhir kuartal II-2020. Pada Juni, inflasi yang dicerminkan dalam Personal Consumption Expenditure (PCE) tercatat 0,8% year-on-year (YoY). Terakselerasi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,5% YoY. Percepatan laju inflasi menandakan konsumsi masyarakat meningkat.
Dalam dua bulan terakhir, pengeluaran individu (Personal Spending) AS tumbuh positif setelah dua bulan sebelumnya terkontraksi. Peningkatan konsumsi rumah tangga pasti akan mendongrak ekonomi AS, karena konsumsi menyumbang lebih dari 70% dalam pembentukan PDB.
Harapan pemulihan ekonomi yang terjaga membuat investor berkenan masuk ke aset-aset berisiko seperti saham. Ini membuat IHSG dkk di Asia berhasil menguat.
Selain itu, pelaku pasar juga sumringah karena semakin hari upaya pengembangan vaksin virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) semakin maju. Vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca, Sinovac, dan Sinopharm sudah memasuki tahap akhir. Sementara vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan lain pun terus memberi kabar positif.
Mengacu data BEI, hingga akhir pekan lalu total kapitalisasi pasar saham-saham big cap mencapai Rp 2.907 triliun naik dari posisi sebelumnya Rp 2754 triliun.
Jajaran 10 Besar Emiten dengan Market Cap Terbesar:
No | Emiten | 3 Agustus 2020 (Rp T) | No | Emiten | 20 Juli 2020 (Rp T) | No | Emiten | 27 Juli 2020 (Rp T) |
1 | BCA/BBCA | 769 | 1 | BCA/BBCA | 747 | 1 | BCA/BBCA | 755,68 |
2 | Bank Bri/BBRI | 387 | 2 | Bank Bri/BBRI | 379 | 2 | Bank Bri/BBRI | 383,61 |
3 | Unilever/UNVR | 320 | 3 | Unilever/UNVR | 310 | 3 | Unilever/UNVR | 308,06 |
4 | Telkom/TLKM | 302 | 4 | Telkom/TLKM | 303 | 4 | Telkom/TLKM | 304,12 |
5 | Bank Mandiri/BMRI | 270 | 5 | Bank Mandiri/BMRI | 239 | 5 | Bank Mandiri/BMRI | 243,83 |
6 | Sinarmas/SMMA | 216 | 6 | Sampoerna/HMSP | 214 | 6 | Sampoerna/HMSP | 212,28 |
7 | Astra/ASII | 208 | 7 | Astra/ASII | 211 | 7 | Astra/ASII | 208,49 |
8 | Sampoerna/HMSP | 198 | 8 | Chandra Asri/TPIA | 127 | 8 | Chandra Asri/TPIA | 128,40 |
9 | Chandra Asri/TPIA | 130 | 9 | Barito Pacific/BRPT | 117 | 9 | Barito Pacific/BRPT | 118,14 |
10 | Indofood CBP/ICBP | 107 | 10 | Indofood CBP/ICBP | 108 | 10 | Indofood CBP/ICBP | 109,33 |
Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Senin (20/7/2020)
Berdasarkan data di atas terjadi perubahan posisi, pada pekan kemarin dengan pekan sebelumnya, di mana PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menggeser posisi PT H M Sampoerna Tbk (HMSP). SMMA kini berada di urutan ke enam sedangkan HMSP terjatuh ke urutan 8.
Masuknya SMMA membuat PT Barito Pacific Tbk (BRPT) terpaksa terdepak dari 10 kapitalisasi pasar.
Market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000