
Tak Peduli Resesi, Bursa Eropa Tetap Menghijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa menguat pada perdagangan Jumat (21/8/2020), meski laju pemulihan ekonomi di Benua Biru mengendur di bulan Agustus.
Indeks DAX 30 Jerman menguat 0,45%, CAC 40 Prancis naik 0,31%, sementara FTSE 100 Inggris melemah 0,11%.
Data yang dirilis dari zona euro siang ini menunjukkan laju pemulihan ekonomi yang merosot akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) mengendur di bulan ini.
IHS Markit melaporkan aktivitas bisnis (manufaktur dan jasa) blok 19 negara melambat di Agustus. Purchasing managers's index (PMI) sektor manufaktur zona euro dilaporkan sebesar 51,7, melambat dari bulan Juli 51,8.
Sementara PMI jasa menyentuh level 50,1, turun jauh dibandingkan dengan bulan lalu di 54,7.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atasnya berarti ekspansi, sebaliknya di bawah 50 berarti kontraksi.
Meski PMI di bulan Juli masih menunjukkan ekspansi, tetapi mengalami pelambatan, bahkan signifikan untuk sektor jasa.
Prancis, negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di zona euro bahkan sektor jasanya kembali mengalami kontraksi, angka indeks dilaporkan sebesar 49. Sementara sektor manufakturnya mengalami pelambatan signifikan menjadi 51,9 dan sebelumnya 57,3.
Kemudian Jerman, negara dengan nilai perekonomian terbesar di Eropa juga mengalami pelambatan aktivitas sektor jasa menjadi 50,8 dari sebelumnya 55,6. Tetapi ekspansi sektor manufakturnya meningkat menjadi 53, dari sebelumnya 51.
"Momentum kebangkitan ekonomi zona euro meredup di bulan Agustus, akibat melemahnya permintaan yang disebabkan pandemi Covid-19," kata Andrew Harker, direktur ekonomi di IHS Markit.
"Pemulihan ekonomi menjadi rusak gara-gara meningkatnya kasus Covid-19 di beberapa wilayah zona euro," tambahnya.
Pada bulan Juli lalu, PMI zona euro mencatat laju kenaikan tercepat sejak pertengahan 2018, sebabnya kebijakan karantina (lokcdown) yang mulai dilonggarkan setelah penyebaran virus corona berhasil diredam.
Tetapi belakangan ini jumlah kasus kembali menunjukkan peningkatan, sehingga aktivitas warga kembali dibatasi.
"Zona Euro berada di persimpangan jalan, antara laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat dalam beberapa bulan ke depan, atau kembali meredup," kata Harker.
Zona euro mengalami resesi terdalam sepanjang sejarah pada kuartal II-2020 lalu, produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi 12,1%, sementara di kuartal sebelumnya minus 3,6%,
Hasil survei Reuters menunjukkan perekonomian baru akan bangkit sepenuhnya dalam tempo 2 tahun ke depan.
Berbeda dengan zona euro, aktivitas bisnis Inggris justru naik di bulan ini. Markit melaporkan PMI manufaktur sebesar 55,3 naik dari sebelumnya 53,3, sementara PMI jasa melesat menjadi 60,1 dari sebelumnya 56,5.
(pap/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 'Mimpi Buruk' Dalam Sejarah IHSG