
Bursa Saham Eropa 'Kebakaran', Wall Street Menyusul?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa 'kebakaran', seluruh indeks utama melemah signifikan. Sepertinya koreksi juga akan terjadi di bursa saham New York.
Pada Kamis (20/8/2020) pukul 19:22 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Benua Biru:
"Mood pasar berubah setelah melihat rilis notula rapat (minutes meeting) bank sentral AS. Investor seperti diingatkan bahwa ekonomi masih belum pulih," ujar Hussein Sayed, Chief Market Strategist di FXTM, sebagaimana diberitakan Reuters.
Sepanjang hari ini, investor ketar-ketir merespons notula Komite Pengambil Kebijakan Bank Sentral AS (Federal Open Market Committee/FOMC) edisi Juli 2020. Hasil rapat tersebut memang sesuai ekspektasi, suku bunga acuan ditahan di 0-0,25%. Namun yang mencemaskan adalah 'suasana kebatinan' di dalamnya.
Dalam notula setebal 13 halaman, kata ketidakpastian (uncertainty) muncul delapan kali. Misalnya di halaman delapan, disebutkan bahwa dampak ekonomi dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menimbulkan ketidakpastian yang semakin tinggi.
"Ketidakpastian terkait dengan dampak ekonomi akibat pandemi meningkat luar biasa. Tekanan yang terjadi membuat berbagai perkiraan ekonomi menjadi lebih menantang ketimbang sebelumnya," tulis notula itu.
Oleh karena itu, sepertinya laju pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam bakal lebih lambat dari perkiraan semula. Sebab wabah virus corona terlanjur memberikan pukulan dahsyat terhadap perekonomian.
"Pemulihan laju Produk Domestik Bruto (PDB) dan tingkat pengangguran pada paruh kedua 2020 kemungkinan tidak secepat perkiraan sebelumnya. Ini karena aktivitas ekonomi melambat ke rekor terendah pada kuartal II-2020," lanjut notula itu.
Tidak hanya di Eropa, sepertinya koreksi juga masih akan menghantui Wall Street. Data futures pukul 19:30 WIB menunjukkan bahwa indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,4% sementara S&P 500 melemah 0,23%.
Data ketenagakerjaan di Negeri Paman Sam membuat investor mundur teratur. Pada pekan yang berakhir 15 Agustus, jumlah klaim tunjangan pengangguran tercatat 1,106 juta. Naik dibandingkan pekan sebelumnya yaitu 971.000.
Data ini memberi konfirmasi dari proyeksi The Fed, bahwa pasar tenaga kerja masih rentan. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) belum berakhir, yang membuat prospek pemulihan ekonomi menjadi samar-samar.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Data Inflasi AS, Bursa Eropa Tetap Tegar