Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga Meredup, Wall Street Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 May 2023 20:48
FILE - In this Oct. 14, 2020 file photo, the American Flag hangs outside the New York Stock Exchange in New York.Stocks were posting strong gains in early trading Thursday, May 13, 2021, following three days of losses and the biggest one-day drop in the S&P 500 since February.  (AP Photo/Frank Franklin II, File)
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada perdagangan Jumat (12/5/2023) waktu setempat. Saham-saham bank regional yang rebound memberikan sentimen positif ke bursa, begitu juga ekspektasi suku bunga.

Indeks Dow Jones dan Nasdaq menguat masing-masing 0,2%, sementara S&P 500 naik 0,3%.

Penguatan saham bank regional tercermin dari SPDR S&P Regional Banking ETF (KRE) yang naik 0,6%

Selain itu data ekonomi yang dirilis pekan ini membuat ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) pada bulan depan menurun.

Indeks harga produsen dilaporkan tumbuh 0,2% pada April dari bulan sebelumnya. Rilis tersebut lebih rendah dari ekspektasi Dow Jones sebesar 0,3%.

Secara tahunan atau year-on-year (yoy), indeks harga produsen tumbuh 4,9%, juga lebih rendah dari ekspektasi.

Selain itu klaim tunjangan pengangguran bertambah sebanyak 246.000 orang dalam sepekan yang berakhir 6 Mei, bertambah 22.000 orang dari pekan sebelumnya. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak akhir Oktober 2021.

Sehari sebelumnya, indeks harga konsumen AS pada April dilaporkan tumbuh 4,9% (yoy) lebih rendah dari ekspektasi ekonom sebesar 5%. Inflasi inti yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan dalam perhitungan tumbuh 5,5%, lebih rendah dari bulan sebelumnya 5,6% tetapi sesuai ekspektasi.

Pelaku pasar kini melihat probabilitas sebesar 9% The Fed akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,25% - 5,5% pada 14/15 Juni mendatang. Probabilitas tersebut menurun drastis ketimbang sebelum rilis data inflasi konsumen, sebesar 21%.


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kinerja Perusahaan Mengecewakan, Wall Street Terbakar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular