
Suku Bunga Acuan Moneter Dipertahankan, SBN Kompak Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah kompak menguat, menyambut keputusan Bank Indonesa (BI) mempertahankan suku bunga acuan pada level 4% yang menjaga daya tarik imbal hasil (yield) pasar obligasi.
Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) seri IDFR0082 tercatat melemah 0,47% ke 6,726% pada Rabu (18/8/2020), melanjutkan koreksi yield sehari sebelumnya. Ini merupakan level yield terendah sejak 27 Februari 2020 atau sebelum era pandemi.
Yield SBN bertenor 10 tahun tersebut menjadi acuan harga pasar obligasi. Yield surat utang berlawanan arah dari harga, sehingga koreksi yield menunjukkan bahwa harga sedang menguat.
Penurunan yield juga dibukukan obligasi pemerintah bertenor pendek maupun yang panjang. Yield SBN bertenor 1 tahun melemah 2,01% ke 3,759%, sedangkan yield SBN bertenor 20 tahun turun 0,4% menjadi 7,369%.
Aksi buru SBN pada perdagangan yang terakhir pekan ini terjadi setelah BI memutuskan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan tak mengubah BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) di level 4%.
Pelaku pasar terlihat puas dengan keputusan bank sentral nasional ini, karena daya tarik imbal hasil SBN pun berpeluang terjaga. Dalam konsensus CNBC Indonesia, hanya dua dari 9 ekonom yang memperkirakan pemangkasan suku bunga.
Namun, pelemahan yield obligasi jangka panjang juga mengindikasikan bahwa sebagian pemodal berusaha mengejar keuntungan pendapatan tetap yang tinggi untuk mengantisipasi ketidakpastian. Yield SBN tenor 20 tahun kini sebesar 7,369% sedangkan SBN tenor 1 tahun membagikan imbal hasil hanya 3,759%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Vaksin & Stimulus AS Bikin Yield Obligasi RI jadi Naik