
Singapura sampai Filipina Resesi, Kok Mata Uangnya Menguat?

Apresiasi mata uang terjadi kala ada arus modal masuk ke pasar keuangan suatu negara. Kedatangan arus modal, terutama asing, salah satunya ditentukan oleh faktor kepercayaan.
Dalam situasi pandemi seperti ini, kepercayaan investor menjadi lebih penting. Investor akan percaya dan bersedia masuk apabila ada keyakinan bahwa pemerintahan di sebuah negara dipandang mampu menangani pandemi dengan baik.
Nah, sepertinya ini yang membuat dolar Hong Kong sampai peso Filipina menguat. Investor yakin bahwa pemerintah bisa merespons pandemi dengan kebijakan yang mumpuni.
Indikator yang bisa digunakan untuk mengukur efektivitas respons pemerintah dalam penanganan pandemi adalah Government Response Index keluaran Blavatnik School of Government, Universitas Oxford (Inggris). Indeks ini terdiri dari tiga komponen yaitu seberapa ketat social distancing (containment and closure policies), kebijakan ekonomi (economic policies), dan kebijakan kesehatan (health system policies).
Government Response Index punya skala 0-100. Semakin tinggi, semakin baik sebuah negara dalam penanganan pandemi. Data Government Response Index bersifat dinamis, diperbarui setiap hari.
Berikut skor Government Response Index di sejumlah negara Asia per 19 Agustus:
Terlihat bahwa nilai Government Response Index di Hong Kong, Filipina, dan Singapura lumayan tinggi, di atas 50. Lebih tinggi ketimbang Indonesia yang sebesar 49.68.
Data ini memberi gambaran bahwa respons pemerintah Hong Kong, Filipina, dan Singapura lumayan oke dalam penanganan pagebluk virus corona. Hasilnya, investor merasa nyaman sehingga arus modal tetap mengalir dan mendukung apresiasi mata uang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]
