Salurkan Dana PEN Rp 30 T Hanya 1,5 Bulan, Ini Rahasia BRI

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
19 August 2020 11:22
Direktur Utama BRI Sunarso
Foto: Direktur Utama BRI Sunarso

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi bank pertama yang berhasil menyalurkan seluruh target dana pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Hanya dalam 1,5 bulan, BRI menyalurkan kredit Rp 30 triliun, atau 3 kali lipat dibandingkan dengan dana PEN yang diterima Rp 10 triliun.

"BRI terima dana PEN Rp 10 triliun pada 25 Juni dan kita harus menyalurkan dalam bentuk kredit Rp 30 triliun dalam 3 bulan. Sampai 7 Agustus angka Rp 30 triliun sudah tercapai, tepatnya pertama kali mencapai Rp 30 triliun kredit dengan dana deposito pemerintah pada 7 Agustus jam 11:30 WIB," ujar Direktur Utama BRI Sunarso, dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/8/2020).

Sunarso menjelaskan dana PEN tersebut disalurkan kepada 716.815 orang nasabah. Komposisinya adalah 44% nasabah baru dan 56% adalah nasabah existing. Sementara dari sisi usaha, sebanyak 70% adalah usaha mikro sementara 30% adalah usaha kecil.

"Salah tidak memberikan nasabah eksisting? Tentu tidak karena itu dimaksudkan memberikan kredit tidak diatur dalam PMK. Larangannya jelas tak boleh untuk membeli SBN dan valuta asing. Supaya nasabah tidak mati usahanya mereka butuh modal kerja maka dijadikan prioritas penyaluran kredit," ujar Sunarso.

Sebagai informasi BRI mencatatkan laba bersih konsolidasi sepanjang semester I-2020 sebesar Rp 10,18 triliun, atau turun 36,88% dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 16,13 triliun.

Adapun laba bersih entitas induk yang digabung dengan kepentingan non pengendali Bank BRI mencapai Rp 10,20 triliun, juga turun 36,88% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 16,16 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi di media, tercatat pendapatan bunga dan syariah bersih serta pendapatan premi mencapai Rp 37,09 triliun, turun 7,36% dari periode yang sama tahun lalu Rp 40,04 triliun.

Adapun aset per Juni 2020 tercatat sebesar Rp 1.387,76 triliun, turun 2,04% dari posisi aset per Desember yakni Rp 1.416,76 triliun.

Sementara itu, penyaluran kredit mencapai Rp 886,91 triliun pada periode 6 bulan pertama tahun ini, turun 1,07% dari periode yang sama tahun lalu Rp 877,44 triliun.

Dana pihak ketiga (DPK) yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka, mencapai Rp 1.044,97 triliun per Juni 2020. Jumlah itu terdiri dari giro Rp 180,10 triliun, tabungan Rp 409,64 triliun, dan simpanan berjangka Rp 455,22 triliun.

Jumlah DPK tersebut naik 5,82% dari posisi Desember tahun lalu sebesar Rp 987,41 triliun, terdiri dari giro Rp 168,82 triliun, tabungan Rp 405,35 triliun dan simpanan berjangka Rp 413,22 triliun.

Namun, BRI memiliki modal yang kuat untuk bangkit yang tercermin dari likuiditas yang longgar serta modal yang kuat. Pada paparan kinerja semester I-2020, BRI mencatatkan rasio loan to deposits ratio (LDR) di level 85,78%, jauh lebih longgar dibandingkan dengan semester I-2019 yang tercatat 93,09%.

"Hal ini mencerminkan masalah likuiditas rasanya bukan menjadi masalah atau tantangan yang berarti karena bank memiliki likuiditas, dan itu masih dalam range ideal," ujar Sunarso.

Selain itu, BRI juga mencatatkan rasio modal (capital adequacy ratio/CAR) di 19,83%. Meski turun dibandingkan dengan setahun lalu yang tercatat di 20,77%, namun CAR ini masih kuat dibandingkan dengan syarat minimum permodalan bank.

"Artinya masih sangat kondusif cukup dan mumpuni mendorong pertumbuhan kredit dan ekspansi untuk meng-cover risiko kalau ada sesuatu ke depannya. Kita mengelola risiko dengan baik cukup untuk mendorong pertumbuhan dan meng-cover risiko kredit ke depannya," ujarnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article H1-2021, BRI Cetak Laba Bersih Rp 12,54 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular