
Semester I, Bank BRI Cetak Laba Bersih Rp 10,18 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Perbankan BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan laba bersih konsolidasi sepanjang semester I-2020 sebesar Rp 10,18 triliun, atau turun 36,88% dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 16,13 triliun.
Adapun laba bersih entitas induk yang digabung dengan kepentingan non pengendali Bank BRI mencapai Rp 10,20 triliun, juga turun 36,88% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 16,16 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi di media, tercatat pendapatan bunga dan syariah bersih serta pendapatan premi mencapai Rp 37,09 triliun, turun 7,36% dari periode yang sama tahun lalu Rp 40,04 triliun.
Adapun aset per Juni 2020 tercatat sebesar Rp 1.387,76 triliun, turun 2,04% dari posisi aset per Desember yakni Rp 1.416,76 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit mencapai Rp 886,91 triliun pada periode 6 bulan pertama tahun ini, turun 1,07% dari periode yang sama tahun lalu Rp 877,44 triliun.
Dana pihak ketiga (DPK) yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka, mencapai Rp 1.044,97 triliun per Juni 2020. Jumlah itu terdiri dari giro Rp 180,10 triliun, tabungan Rp 409,64 triliun, dan simpanan berjangka Rp 455,22 triliun.
Jumlah DPK tersebut naik 5,82% dari posisi Desember tahun lalu sebesar Rp 987,41 triliun, terdiri dari giro Rp 168,82 triliun, tabungan Rp 405,35 triliun dan simpanan berjangka Rp 413,22 triliun.
Sebagai perbandingan, tahun lalu, BRI berhasil membukukan laba Rp 34,41 triliun naik 6,15% dari 2018 sebesar Rp 32,4 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, selama 2019 BRI berhasil mengembangkan bisnis segmen mikro melalui digitalisasi.
"Saya ingin sampaikan faktor yang membentuk perolahan laba: pertama, di perkreditan, hingga akhir Des 2019, secara konsolidasi BRI menyalurkan kredit Rp 915,69 triliun. Tumbuh 8,4% di atas rata rata pertumbuhan industri perbankan 6,08% menurut OJK," kata Sunarso, dalam konferensi pers, Kamis (23/1/2020)
Sunarso menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit pada segmen mikro menjadi salah satu penyokong utama kinerja BRI. Hingga akhir Desember 2019 tercatat penyaluran kredit BRI mencapai Rp 908,88 triliun atau tumbuh 8,44% year on year, di atas rata rata industri perbankan yang tumbuh sebesar 6,08%.
Pada sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir tahun 2019, DPK BRI berhasil menembus angka di atas Rp 1.000 triliun yakni mencapai Rp 1.021,39 triliun atau naik sebesar 8,17% year on year.
Dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 57,71% dari total DPK atau senilai Rp 589,46 triliun pada akhir 2019.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Morgan Stanley Borong Saham BBRI Rp 138 M di Pasar Nego