Newsletter

Nasib PSBB DKI Hari Ini, Bisakah Buat Pasar Semringah?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
13 August 2020 06:15
Ilustrasi Pelanggar PSBB. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Pelanggar PSBB. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan domestik kembali ditutup tak kompak pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan harga obligasi rupiah RI menguat, sementara nilai tukar rupiah justru melemah terhadap dolar AS. 

Kinerja Wall Street yang kurang apik kemarin ternyata tak membuat bursa saham RI ikut loyo. Kabar seputar vaksin virus corona yang dikembangkan Rusia serta stimulus ekonomi dari dalam negeri membantu mendongkrak penguatan indeks saham utama Tanah Air. 

Pada Rabu (12/8/2020), IHSG berhasil melenggang ke zona hijau dengan kenaikan 0,83% di level 5.233,45. Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 180 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 11,3 triliun.

Dari dalam negeri, sektor perbankan hari ini kembali bergairah setelah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membantu pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19 terutama pelaku UMKM.

Salah satunya dengan program bantuan subsidi bunga mulai 3% hingga 6%. Hari ini indeks perbankan Infobank15 berhasil melesat tinggi 2,79% dan menjadi tulang punggung penguatan IHSG.

Pada perdagangan kemarin, saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan jual bersih sebesar Rp 116 miliar dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 64 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 106 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 218 miliar.

Beralih ke pasar surat utang negara (SUN), obligasi rupiah pemerintah RI ditutup dengan apresiasi. Hal ini tercermin dari penurunan imbal hasil (yield) untuk obligasi pemerintah bertenor 10 tahun. 

Yield obligasi rupiah pemerintah RI bertenor 10 tahun melemah 0,88% ke 6,761% pada perdagangan kemarin yang mengindikasikan adanya kenaikan harga.

Namun nahas, mulai bangkitnya indeks dolar dari keterpurukan membuat greenback menjadi perkasa dan membuat mayoritas mata uang Benua Kuning melemah, termasuk rupiah. Rupiah pun harus terpukul dengan pelemahan 0,44% ke Rp 14.685/US$ kemarin.

Sinyal-sinyal positif yang datang dari perekonomian AS terutama di sektor ketenagakerjaan membuat dolar AS menguat. Di sisi lain survei yang dilakukan Reuters periode dua mingguan juga menunjukkan bahwa rupiah bukan lagi mata uang kesayangan investor. 

Berdasarkan survei tersebut, rupiah justru malah dilepas oleh para investor. Bahkan rupiah menjadi satu-satunya mata uang Asia yang 'dibuang' oleh para investor. Investor saat ini masih mengambil posisi jual (short) rupiah, tetapi sudah mengambil posisi beli (long) mata uang utama Asia lainnya.

Beralih ke bursa saham New York, tiga indeks saham utama AS pada dini hari tadi akhirnya berhasil finish di zona hijau setelah terkoreksi pada periode perdagangan sebelumnya.

Indeks S&P 500 naik 1,4% dan membuatnya tepat berada di bawah level tertinggi sepanjang masa di bulan Februari. Penguatan S&P 500 juga diikuti oleh dua indeks lainnya yaitu Dow Jones dan Nasdaq Composite yang masing-masing terapresiasi sebesar 1,1% dan 2,1%.

Berbeda dengan perdagangan sebelumnya, saham Facebook, Amazon dan Netflix naik 1,5% sementara saham induk perusahaan Google yakni Alphabet naik 1,8%. Di saat yang sama saham Microsoft dan Apple masing-masing terapresiasi sebesar 2,8%.

Namun, saham yang akan diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi justru tertinggal. Saham operator kapal pesiar Carnival justru drop 4%. Begitu juga dengan saham perbankan seperti JPMorgan Chase, Bank of America dan Citigroup yang semuanya ditutup lebih rendah.

"Saat ini sedang terjadi debat besar di pasar," kata Yousef Abbasi, ahli strategi pasar global di StoneX. "Apakah kinerja teknologi terus berlanjut? Atau apakah harapan seputar vaksin, musim pendapatan kuartal 2 yang lebih baik dari perkiraan dan harapan data ekonomi yang kuat terus bertahan mulai membenarkan gagasan bahwa buih mungkin harus keluar dari teknologi? "

Abbasi mencatat bahwa sektor keuangan adalah satu ruang di mana investor memiliki "beberapa tuas menarik yang dapat mereka tarik untuk benar-benar menghasilkan kinerja yang layak, terutama jika Anda yakin ekonomi akan terus pulih."

Sentimen juga diangkat sebagian oleh Presiden Donald Trump yang mengatakan Selasa malam bahwa pemerintah AS akan membeli 100 juta dosis vaksin virus korona eksperimental Moderna, yang saat ini sedang dalam uji coba tahap akhir pada manusia.

Sentimen tersebut tampaknya membuat para trader mengabaikan ketidakpastian atas kelanjutan stimulus untuk masyarakat AS yang terdampak pandemi. Pada hari Rabu (12/8/2020), Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan kedua belah pihak masih berseberangan dalam negosiasi seputar bantuan.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan Senin Gedung Putih terbuka untuk melanjutkan pembicaraan bantuan virus corona dengan Demokrat. Komentar itu muncul setelah Presiden Donald Trump menandatangani empat perintah eksekutif pada akhir pekan lalu untuk memperpanjang beberapa bantuan virus corona.

Kinerja Wall Street yang bagus pada dini hari tadi diharapkan mampu menular ke pasar keuangan Asia yang bakal buka pagi ini. Namun, investor juga perlu mencermati sentimen penggerak pasar untuk perdagangan hari ini Kamis (13/8/2020).

Sentimen pertama yang perlu dicermati oleh investor tentunya adalah perkembangan pandemi Covid-19 sendiri. Kasus yang masih terus merebak di berbagai belahan dunia membuat pandemi ini masih menjadi risiko terbesar untuk perekonomian, tak terkecuali untuk Indonesia. 

Hari ini akan menjadi hari terakhir untuk PSBB transisi di DKI Jakarta. Namun jika melihat angka pertambahan kasus di ibu kota yang masih tergolong tinggi dan bahkan memimpin pertambahan kasus secara nasional belakangan ini, bukan tak mungkin ke depan PSBB masih akan diperpanjang. 

Hal ini juga diamini oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria. "Insya Allah diperpanjang," begitu katanya seperti dikutip dari CNN Indonesia. Sebelumnya pemerintah DKI Jakarta telah mengambil kebijakan rem darurat dengan menerapkan ganjil genap di 25 ruas jalan di ibu kota. 

Sentimen kedua datang dari perkembangan vaksin virus corona. Masih dari Rusia, meski pernyataan Putin yang mengatakan Rusia bakal menjadi negara pertama penemu vaksin virus corona menuai kontroversi, nyatanya Negeri Beruang Merah tetap kukuh mempertahankan klaim tersebut.

Hal ini disampaikan oleh CEO Souvereign Wealth Fund Rusia (RDIF) Kirill Dmitriev. Menurut Dmitriev, Rusia telah mengembangkan vaksin untuk virus corona dalam enam tahun terakhir terutam auntuk penyakit MERS, sehingga wajar saja bila pengembangannya lebih cepat.

Vaksin yang diberi nama Sputnik V itu kabarnya sudah dipesan oleh 20 negara dengan total pemesanan mencapai 1 miliar dosis. Lebih lanjut Dmitriev mengatakan bahwa vaksin baru akan tersedia bulan November ini. 

Kendati masih memunculkan banyak keraguan, kabar perkembangan vaksin yang positif terbukti mampu membuat pasar menjadi sumringah. 

Sentimen selanjutnya adalah pergerakan indeks dolar. Setelah menguat tajam ada indikasi indeks dolar mulai menunjukkan tanda melandai. Rupiah yang sudah terus-terusan melemah diharapkan bisa menguat. 

Investor juga perlu mencermati perkembangan terbaru seputar hubungan AS-China. Setelah saling memberikan sanksi terhadap pejabat masing-masing, duo raksasa ekonomi ini dikabarkan akan mereview kesepakatan dagang fase I pada pertengahan Agustus. 

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He akan mewakili kedua negara dalam review tersebut. Di bawah kesepakatan perdagangan fase satu, China telah berjanji untuk meningkatkan pembelian barang-barang AS sekitar US$ 200 miliar, termasuk produk pertanian dan manufaktur, energi dan jasa.

Mengingat adanya resesi akibat pandemi virus corona, China tertinggal dari target tahun pertamanya untuk meningkatkan pembelian sebesar US$ 77 miliar. Impor barang-barang pertanian lebih rendah dari level 2017, jauh di bawah 50% yang diperlukan untuk memenuhi target tahun 2020 sebesar US$ 36,5 miliar.

Berikut sejumlah rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

1. Rlis data indeks harga produsen Jepang bulan Juli 2020 (06.00 WIB)

2. Rilis data penjualan rumah di Australia bulan Juli 2020 (07.00 WIB)

3. Rilis data pengangguran Australia bulan Juli 2020 (08.30 WIB)

4. Rilis data inflasi Jerman bulan Juli 2020 (13.00 WIB)

5. Rilis data ekspor & impor AS bulan Juli (19.30 WIB)

6. Rilis data klaim pengangguran (initial jobless claim) AS (19.30 WIB)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

IndikatorTingkat
Pertumbuhan ekonomi (kuartal II-2020 YoY)-5,32%
Inflasi (Juli 2020 YoY)1,54%
BI 7 Day Reverse Repo Rate (Juli 2020)4%
Defisit anggaran (APBN 2020)-6,34% PDB
Transaksi berjalan (kuartal I-2020)-1,42% PDB
Neraca pembayaran (kuartal I-2020)-US$ 8,54 miliar
Cadangan devisa (Juli 2020)US$ 135,1 miliar

Untuk mendapatkan informasi seputar data pasar, silakan klik di sini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular