Bijih Besi, Kunci Penguatan Kurs Dolar Australia ke Rp 10.574

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 August 2020 14:23
An Australia Dollar note is seen in this illustration photo June 1, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (10/8/2020), mendekati lagi level tertinggi 20 bulan yang dicapai pekan lalu.

Salah satu faktor yang membuat dolar Australia terus menguat adalah kenaikan harga biji besi, komoditas ekspor utama Negeri Kanguru.

Pada pukul 13:28 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.473,77, dolar Australia menguat 0,4% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pada Jumat pekan lalu, dolar Australia menyentuh Rp 10.574,26/AU$ yang merupakan level tertinggi sejak Desember 2018.

Bijih besi merupakan komoditas ekspor utama Australia, berkontribusi sekitar 15% dari total ekspor. Kabar bagusnya, harga bijih besi mencapai level tertinggi 1 tahun US$ 118,89/ton pada pekan lalu.

Jika melihat ke belakangan, sejak bulan April hingga pekan lalu, bijih besi mencatat kenaikan lebih dari 45%. Pada periode yang sama, dolar Australia berada dalam tren menanjak.

Salah satu pemicu kenaikan harga bijih besi adalah impor dari China yang melonjak. Data dari bea cukai China yang dikutip Mining.com menunjukkan pada bulan Juni impor bijih besi melonjak 17% di bulan Juni dari bulan sebelumnya.

Selain itu, emas dunia yang juga mencetak rekor tertinggi memberikan sentimen positif ke dolar Australia. Emas merupakan komoditas terbesar ke-enam Australia, berkontribusi sekitar 4,8% dari total ekspor. Kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2017.

Saat harga komoditas-komoditas tersebut menguat, pendapatan Australia akan meningkat dan menopang penguatan mata uangnya.

Selain itu bank sentral Australia (Reserve Bank Australia/RBA) yang tidak mempermasalahkan posisi nilai tukar dolar Australia juga membuat harganya makin melambung.

Pada 22 Juli lalu, nilai tukar dolar Australia melawan dolar AS berada di atas 0,7/US$ dan berada di dekat level tertinggi 6 bulan. Gubernur RBA, Philip Lowe saat berbicara di hari itu mengatakan posisi nilai tukar dolar Australia sudah sesuai dengan fundamentalnya.

Dolar Australia menguat merespon pernyataan tersebut, saat ini berada di atas 0,71/US$.

Nilai tukar dolar Australia dikatakan sesuai dengan fundamentalnya, artinya RBA tidak mengharapkan dolar Australia akan melemah untuk membantu perekonomian. Kala dolar Australia melemah, maka produk dari Negeri Kanguru akan lebih murah, sehingga ekspor berpotensi meningkat. Tetapi, sekali lagi RBA melihat nilai tukar dolar Australia saat ini sudah membantu pemulihan ekonomi, sehingga tak perlu lebih rendah lagi.

Ketika perekonomian Australia membaik, tentunya fundamental dolar Australia juga akan naik, dan nilainya juga berpeluang terkerek naik, termasuk melawan rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi-Lagi Karena China, Dolar Australia Berjaya Lawan Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular