Jurus Sri Mulyani Kasih Pinjaman Bunga 0%, Teknisnya Gimana?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
07 August 2020 10:05
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Dok. Biro KLI-Kemenkeu/ Bayu)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (Dok. Biro KLI-Kemenkeu/ Bayu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana untuk memberikan bantuan kepada masyarakat lewat pinjaman tanpa bunga alias 0%. Langkah ini dinilai tepat untuk meningkatkan konsumsi, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia David Sumual menilai ide stimulus dengan pinjaman bunga 0% dinilai tepat untuk meningkatkan permintaan. Karena menurut David di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 saat ini, bisa menggairahkan lagi sektor konsumsi.

"Sekarang memang permintaan yang lebih lemah. Ya ini terobosan yang baik menurut saya kalau bisa diimplementasikan dengan cepat," jelas David kepada CNBC Indonesia, Kamis (6/8/2020).

Kendati demikian, David menekankan, sebelum pemerintah merealisasikan stimulus pinjaman bunga 0% ini, alangkah baiknya pemerintah memikirkan betul bagaimana teknisnya di lapangan.

Jangan sampai masyarakat Indonesia yang menggunakan stimulus ini, menganggap stimulus tersebut adalah berupa bantuan sosial, bukan pinjaman. Artinya, pemerintah mesti memikirkan matang-matang kategori masyarakat seperti apa yang bisa menggunakan stimulus pinjaman bunga 0% tersebut.

Jika tidak dipikirkan matang-matang, khawatir di kemudian hari, fiskal pemerintah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) malah 'boncos' atau tekor, karena banyak masyarakat yang tidak mengembalikan uang pinjamannya.

"Ini kan memang untuk mereka-mereka yang terdampak. Dan harus diidentifikasi betul untuk mencegah adanya kebocoran [anggaran]. Kalau skema tanpa bunga jangan sampai persepsinya dana yang dipinjam tidak perlu dikembalikan. Ini kan tetap urusannya dengan anggaran pemerintah," ujarnya.

Menurut David, sebaiknya dibuat suatu aturan, di mana bagi masyarakat yang meminjam harus ada jaminannya. Atau minimal perjanjian ada semacam 'hitam di atas putih' sehingga masyarakat mau berkomitmen mengembalikan dananya.

David menilai, Indonesia bisa meniru bagaimana financial technology (fintech) yang kini kian marak menjalankan bisnisnya.

"Gak harus ada jaminan, tapi minimal ada underlying bisnisnya jelas. Sebenarnya platform digital, fintech-fintech itu memberikan pinjaman juga, memang ada bunganya juga dan relatif tinggi. Mereka [peminjam] underlying-nya bisnis mereka gitu. Dan itu pengembaliannya cukup baik setahu saya dari ngobrol-ngobrol berbagai kalangan."

"Nah kalau ini kan gak ada bunga sama sekali. Jadi harus dipikirkan matang-matang," jelas David.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan, skema bantuan terbaru ini sedang disiapkan dan akan segera diluncurkan. Langkah ini diharapkan bisa mendorong konsumsi masyarakat yang pada kuartal II turun tajam.

"Akan ada skema pinjaman untuk rumah tangga tanpa bunga sehingga bisa diakses, itu yang sedang disiapkan," ujarnya dalam acara webinar Keterbukaan Informasi Publik 2020: UMKM Melejit, Ekonomi Bangkit, Kamis (6/8/2020).

Kendati demikian, Yustinus tidak menjelaskan dengan detail seperti apa nantinya skema tersebut. Sebab, saat ini masih dalam pembahasan dan belum final.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prepare for the Worst, Ini Wejangan Sri Mulyani

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular