Laba Hampir Rp 4 T, Pupuk Indonesia Setor Dividen Rp 8,2 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 August 2020 17:32
HUT BUMN (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)
Foto: CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN pupuk yakni PT Pupuk Indonesia (Persero) membukukan setoran pajak dan dividen kepada negara dengan total sebesar Rp 8,17 triliun sepanjang tahun 2019.

Kontribusi tersebut terdiri dari pajak yang dibayarkan Pupuk Indonesia Group tahun 2019 sebesar Rp 7,28 triliun, meningkat 32,94% dari kontribusi pajak tahun 2018 sebesar Rp 5,48 triliun. Selain itu PTPI juga berkontribusi bagi negara melalui setoran dividen kas sebesar Rp 973,5 miliar.

"Kontribusi dividen tahun 2019 meningkat dibandingkan dividen tahun sebelumnya yang sebesar Rp 768,8 miliar," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019, dalam keterangan resmi, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (4/8/2020).

Sepanjang 2019, Pupuk Indonesia mencatatkan performa keuangan positif di atas target RKAP (rencana kerja anggaran perusahaan). Total pendapatan usaha sepanjang 2019 mencapai Rp 71,3 triliun, dengan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp 3,71 Triliun atau setara 103,01% dari target RKAP tahun 2019 sebesar Rp 3,60 triliun.

Aas menegaskan pihaknya tetap memprioritaskan penugasan dalam memenuhi kebutuhan dan stok dalam negeri demi khususnya pupuk bersubsidi.

Adapun terkait kinerja penyaluran pupuk bersubsidi di tahun 2019, perusahaan mencatatkan penyaluran sebesar 8.708.912 ton.

Menurut Aas, perseroan juga melakukan peningkatan efisiensi dan penetrasi pasar ke sektor komersil yang mulai membaik. Disamping itu, beban keuangan perusahaan pada 2019 tercatat lebih rendah dari rencana dikarenakan perusahaan melakukan pelunasan pembayaran pinjaman jangka pendek dan jangka panjang berkat adanya pembayaran piutang subsidi sebesar Rp 9,7 triliun.

"Penurunan ini sejalan dengan komitmen untuk memenuhi kewajiban kepada kreditur sesuai dengan jatuh tempo pelunasan pinjaman," ungkap dia.

Pelunasan pinjaman juga berdampak pada arus kas perusahaan, yang tercatat sebesar Rp 11,97 triliun atau turun 66,3% dibanding realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp18,06 triliun.

Faktor lainnya, menurut Aas, adalah adanya peningkatan kinerja dari anak-anak perusahaan non pupuk yang berada di bawah koordinasi Pupuk Indonesia, antara lain PT Rekayasa Industri, PT Pupuk Indonesia Energi, PT Mega Eltra, dan PT Pupuk Indonesia Logistik.

Total aset per 31 Desember 2019 mencapai Rp 135,55 triliun atau 100,96% dari target RKAP. Sementara itu, perusahaan mencatatkan penurunan total liabilitas menjadi Rp 48 triliun.

Penurunan liabilitas disebabkan adanya pembayaran sebagian pinjaman jangka panjang perusahaan dan yang berasal dari pembayaran piutang subsidi oleh Pemerintah RI dan kas internal perusahaan. Di sisi lain, total ekuitas naik Rp 5,72 triliun dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 71,75 triliun.

Dalam hal penjualan, perseroan terus meningkatkan penetrasi pasar ke sektor non PSO. Sepanjang 2019, tercatat penjualan pupuk ke sektor komersial sebesar 3.872.740 ton untuk semua jenis pupuk, angka ini setara 111,61% dari target RKAP.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Thohir Tunjuk Eks Bos RNI Jadi Dirkeu Pupuk Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular