Kemarin Cuan Lumayan, Harga Minyak Drop Hari Ini

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
04 August 2020 09:55
FILE PHOTO: A maze of crude oil pipes and valves is pictured during a tour by the Department of Energy at the Strategic Petroleum Reserve in Freeport, Texas, U.S. June 9, 2016.  REUTERS/Richard Carson/File Photo
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah untuk kontrak yang aktif ditransaksikan melemah pada perdagangan Selasa (4/7/2020) usai menguat cukup tinggi semalam.

Pada 09.25 WIB, harga minyak ambles setengah persen. Untuk minyak patokan global Brent turun 0,52% ke US$ 43,92/barel. Sementara untuk acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) juga turun dengan koreksi sebesar 0,49% ke US$ 40,81/barel.

Koreksi harga minyak hari ini terjadi setelah WTI naik 1,8% dan Brent naik 1,5% pada perdagangan kemarin. Data yang lebih baik dari perkiraan pada aktivitas manufaktur di Asia, Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan pabrik-pabrik mulai bangkit dari keterpurukan yang dipicu oleh pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Angka PMI manufaktur ISM untuk AS naik menjadi 54,2 pada Juli 2020 dari 52,6 pada bulan sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar sebesar 53,6. Itu adalah angka tertinggi sejak Maret 2019 karena manufaktur melanjutkan pemulihannya

"Aktivitas manufaktur A.S. mengalami kenaikan ke level tertinggi dalam hampir 1- 1,5 tahun pada bulan Juli karena pesanan meningkat meski ada lonjakan infeksi Covid-19 baru," kata Institute for Supply Management. 

Survei serupa menunjukkan aktivitas manufaktur di zona Euro juga mengalami ekspansi bulan lalu untuk pertama kalinya sejak awal 2019, sementara data manufaktur yang positif di Asia juga mendorong harga minyak. 

"Sektor industri ini mulai merangkak naik dan itu menandakan perbaikan permintaan ke depan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Namun kenaikan kasus infeksi yang terjadi juga menimbulkan tanda tanya besar seputar seberapa besar dan lama permintaan dapat pulih kembali. Pasalnya beberapa kota seperti Manila hingga Melbourne kembali memperketat lockdown, sementara Norwegia menghentikan lalu lintas kapal pesiarnya.

Perbaikan permintaan yang terjadi juga tidak merata. Menurut poling Reuters, analis memperkirakan stok produk olahan AS naik minggu lalu. Data stok minyak AS akan dirilis oleh kelompok industri American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa dan pemerintah AS melalui EIA pada hari Rabu.

Lima analis memperkirakan, secara rata-rata, bahwa persediaan bensin AS naik 600.000 barel. Stok minyak distilat/sulingan, yang meliputi diesel dan minyak pemanas, kemungkinan naik sebesar 800.000 barel, sementara stok minyak mentah turun 3,3 juta barel hingga minggu yang berakhir pada 31 Juli. 

Pada saat yang sama produsen di Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, atau yang dikenal sebagai OPEC+ justru mulai meningkatkan produksinya di bulan ini.

OPEC+ diperkirakan bakal menambah sekitar 1,5 juta barel per hari (bpd) pasokan ke pasar. Sementara itu, para produsen AS juga berencana untuk memulai kembali produksinya setelah sekian lama ditutup.

"Jadi sulit untuk melihat, dalam pandangan saya, keyakinan muncul ke atas," kata Shaw NAB. "Mungkin ada risiko yang lebih tinggi dari harga bergerak ke downside dalam waktu yang sangat dekat."

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meski Turun, Harga 'Emas Hitam' Masih di Atas US$ 40/barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular