Pasca Kookmin Jadi Pengendali, Ini Arah Bisnis Bukopin

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
04 August 2020 07:01
Bank Bukopin (CNBC Indonesia/Andean Kristianto)
Foto: Bank Bukopin (CNBC Indonesia/Andean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) akan fokus pada segmen ritel di masa mendatang, dan akan melakukan peningkatan dari total 75% menjadi 80%. Apalagi saat ini Bukopin merupakan bank yang fokus ke UMKM denga portofolio 57%, bahkan ke depannya bisa bertambah menjadi 60-80% di segmen tersebut.

Direktur Utama Bank Bukopin Rivan Purwantono mengataan Kookmin Bank di Korea Selatan merupakan bank terbesar untuk mortgage, sehingga pengembangannya di Asia menurut Rivan akan fokus di UMKM, ritel, dan micro finance. Dengan begitu porsi ritel bisa dikembangkan dari 75% menjadi 80%, dan sisanya tetap dijaga di korporasi.

"Ritel adalah market yang bagus, tetapi dengan teknologi terapan yang dibutuhkan. Kita akan melihat apa yang dibutuhkan, yangg dibutuhkan adalah akusisi yang cepat, mereka lagi mempersiapkan hari Jumat ini technical assiten sudah ada di Bukopin. Sebelumnya mereka udah due diligence, mereka sudah tahu kebutuhannya," kata Rivan kepada CNBC Indonesia, Senin (03/08/2020).

Keunggulan UMKM dan digital dari Kookmin menurut Rivan ekosistem yang dibangun, jika ekosistem bisa dibangun maka risiko juga akan menjadi lebih rendah. Kedua hal ini juga merupakan keunggulan Kookmin yang bisa diterapkan di Indonesia. Kedepannya UMKM di sektor pertanian, perdagangan, dan kargo menjadi perhatian Bukopin karena potensinya pertumbuhannya yang bagus.

"Tadinya, transportasi menjadi fokus kita keseluruhan tetapi hari ini kan nyatanta terputus karena pandemi. Jika dilihat kargo sebenarnya masih jalan ternyata, yang penumpangnya mungkin berkurang tapi kargonya nambah," ujar Rivan.

Selain UMKM, Rivan mengatakan dapat dilakukan peningkatan layanan pada pengajuan KPR apalagi ini merupakan spesialisasi Kookmin. Menurutnya bisa dilakukan percepatan investigasi nilai aset dalam satu jam, dari data base yang dibangun sehingga pengajuan pun bisa cepat prosesnya.

"Service Level Agreement (SLA) kalau bisa 1-2 jam bisa diapprove, kemarin malah ketika disimulasi bisa di bawah 1 jam. Kredit pensiun juga
sekarang kan masih manual dan masih harus secara langsung ketemu nasabah. Nanti akan dikolaborasikan, bisnis UMKM ini mereka biasanya adalah nasabah KPR, dan KPR-UMKM sebagian adalah pensiunan," jelas Rivan.

Rivan mengatakan memasuki bulan Juli Bukopin melihat beberapa segmen usaha sudah mulai berjalan terutama yang menjadi nasabah di industri perbankan. Menurutnya mulai muncul lagi aktivitas saving, dan alokasi portofolio, jika kondisi ini berjalan dengan baik maka tahun seharusnya tidak ditutup dengan kecemasan.

Bukopin pun berupaya terus menggenjot dana murah dengan platform digital, dengan berkolaborasi dengan banyak pihak. Rivan menegaskan saat ini sudah tidak bisa hanya mengandalkan transaksi in house, sehingga akan dibuat program yang memudahkan dari transaksi hingga saving. Untuk itu investasi yang dilakukan kedepannya adalah teknologi yang bisa menghubungkan berbagai channel.

"Sebenarnya ini kaya Fintech yang dikejar kan transaksi, saving, baru loan. Melihat arah digital kita buat transkasi digital seluas-luasnya, lalu kenapa tidak buka tabungan di kami, dan nanti akan kami buat gimmick lag," katanya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kookmin Bank Dukung Rights Issue Bank Bukopin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular