Dibuka Naik, Bursa Eropa Berayun ke Zona Merah di Sesi Awal

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 August 2020 14:45
A trader works as screens show market data at CMC markets in London, Britain, December 11, 2018. REUTERS/Simon Dawson
Foto: Seorang pedagang bekerja sebagai layar menunjukkan data pasar di pasar CMC di London, Inggris, 11 Desember 2018. REUTERS / Simon Dawson

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa berbalik melemah pada pembukaan Senin (3/8/2020), menyambut kinerja keuangan emiten kelas kakap di Benua Biru sementara Amerika Serikat (AS) berusaha meloloskan paket stimulus pandemi di tengah kian parahnya penyebaran virus.

Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa, naik 0,2% pada sesi pembukaan. Indeks saham sektor teknologi informasi memimpin dengan naik 0,7% sedangkan indeks saham sektor perbankan melemah 0,9%.

Sejam kemudian, reli Stoxx 600 berbalik turun 0,31 poin (-0,09%) ke 356,02. Di sisi lain indeks FTSE Inggris melemah 20,64 poin (-0,35%) ke 5.877,12 dan CAC Prancis surut 3,5 poin (-0,07%) ke 4.780,19. Di sisi lain, indeks DAX Jerman naik 75,56 poin (+0,61%) ke 12.388,92.

Bursa Eropa berpeluang mengikuti bursa kawasan Asia Pasifik yang bergerak variatif, di mana bursa Jepang dan China menguat setelah Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) per Juli menguat melampaui ekspektasi pasar.

Sementara itu Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows pada Minggu menyatakan minimnya optimisme akan tercapainya stimulus dalam waktu dekat, karena para politisi di gedung Capitol Hill masih alot membahas rencana paket stimulus.

Di sisi lain, ahli penyakit menular Deborah Birx mengingatkan bahwa virus Covid-19 di AS telah memasuki fase baru dan kini "menyebar secara luas" di wilayah desa dan kota, memicu kekhawatiran pemulihan negara dengan ekonomi terbesar dunia ini bakal melambat.

Gubernur Federal Reserve Neel Kashkari pada Minggu menilai bahwa Kongres AS secara fiskal bisa mengesahkan belanja dalam jumlah besar untuk mengatasi efek pandemi, dan perlu menyerukan karantina wilayah (lockdown) untuk empat hingga enam pekan ke depan.

Tensi geopolitik terus membayangi sentimen investor, dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump bakal mengumumkan aksi baru terkait perusahaan piranti lunak (software) "dalam beberapa hari ke depan."

Pelaku pasar bakal memantau rilis kinerja Societe Generale, Heineken dan HSBC pada Senin. Demikian juga dengan PMI manufaktur versi HIS di zona euro pada pukul 09:00 waktu London, yang diharapkan memberikan sinyal pemulihan industri.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Melesat di Sesi Awal Sambut Kebijakan The Fed

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular